Belanda semakin beringas dalam upaya menangkap Zaini Zen. Mereka menangkap M. Sani Datuak Rajo Mato, mertua Zaini Zen sekaligus Angku Palo Lumpo, yang saat itu sedang sakit.
Meski diinterogasi dengan tekanan berat, M. Sani Datuak Rajo Mato tetap menolak memberi informasi keberadaan menantunya.
Akibatnya, ia dieksekusi oleh Belanda sebagai peringatan bagi masyarakat Lumpo agar tidak membantu para pejuang.
Tidak berhenti sampai di situ, Belanda melampiaskan kemarahan mereka dengan membombardir wilayah Lumpo, termasuk menghancurkan sebuah masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Raya Pahlawan Lumpo.
Di tempat itulah M. Sani Datuak Rajo Mato dimakamkan, dihormati sebagai pahlawan oleh masyarakat setempat.
Meski menjadi buruan Belanda, Zaini Zen selamat dan tetap melanjutkan karir militernya. Terakhir, ia menjabat sebagai Bupati Pesisir Selatan pada 1967 hingga 1972.
Halaman : 1 2