Banjir Besar Pesisir Selatan 1915, Ketinggian Air Capai 3 Meter dan Puluhan Orang Meninggal

Kamis, 17 November 2022 - 12:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Banjir

Ilustrasi Banjir

Bandasapuluah.com – Dalam catatan sejarah, Pesisir Selatan pernah dilanda besar sebelum kemerdekaan. Menurut laporan Controler BA Bruins, banjir itu terjadi pada tahun 1915. Bencana alam itu terjadi dua kali dalam kurun waktu berdekatan. Akibat banjir itu, banyak korban yang meninggal dunia dan kerugian ditaksir mencapai 500 ribu golden

Banjir bandang pertama tahun 1915 itu terjadi dari tanggal 20 sampai tanggal 28 November. Hujan yang mencurah selama seminggu telah merendam jalan raya dari Painan, Salido, Pasar Baru, sampai Tarusan. Di Barung-Barung Balantai jalan runtuh sepanjang 32,5 meter.

Di Balai Selasa banyak barang-barang berharga dan barang seni hanyut oleh derasnya banjir sungai Palangai Kecil.

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Pasar Baru Lakitan, malah jembatan roboh, tanaman padi ludes dihanyutkan air. Di sana ditemukan 3 orang meninggal. Kambing dan ternak lainnya banyak yang hanyut oleh arus banjir yang melanda perkampungan.

Di Tambang Salido, tanah longsor bergeser kira-kira 2.000 kubik banyaknya menghantam tempat-tempat lainnya.

Saluran air atau waterlaideng di Salido Kecil, rusak berat sehingga perusahaan itu berhenti untuk beberapa lama.

Asisten Residen Painan memperkirakan kerugian sarana pemerintah akibat banjir ini 8000 sampai 9000 gulden. Sedangkan milik rakyat berupa tanaman dan hewan diderita kerugian sebanyak 64.000 gulden. Bangunan umum, jalan dan jembatan diperhitungkan kerugian sebanyak 100.000 gulden. (Besarnya uang tersebut dapat di banding ongkos kuli waktu itu 2,5 sen sehari. Satu gulden = 100 sen).

Baca Juga :  Perputaran Uang Selama Rakernas Apeksi di Padang Capai Rp37 Miliar

Banjir kedua ini terjadi pada tanggal 27-28 Desember 1915. Di Painan dan Salido tinggi air menggenangi kampung 3 meter di beberapa tempat.

Begitu juga dengan banjir di Tambang. Tanah longsor di beberapa tempat. Di tiga tempat lainnya jalan, jalan putus sepanjang , 20, 30, dan 10 meter.

Oleh karena tingginya air banyak orang yang tenggelam dan meninggal. Di Painan 7 orang meninggal. Di Taluk Bakung 5 orang meninggal. Dari Pasa Baru sampai Pancung Taba, 23 orang meninggal. Dari Nanggalo sampai Siguntur terdapat 30 orang meninggal.

Kemudian ditambah lagi di Painan orang meninggal tenggelam sebanyak 8 orang, di Surantih 10 orang.

Di Balai Selasa jembatan roboh dilanda banjir. Di Taratak Paneh, padi sawah rakyat terkikis ludas dihanyutkan air.

Sebagian tanah-tanah sawah rakyat tak bisa lagi digunakan karena terkikis dan ada yang tertimbun batu. Seperti Koto Baru Bayang, Kapencong, Lubuk Gambir, 2/3 lahan tak dapat digunakan lagi. Di Asam Kumbang 1/6 nya, di Koto Ranah ½ nya tak dapat lagi dijadikan sawah.

Baca Juga :  Ini Daftar 6 Ketua DPC Partai Demokrat se-Sumbar Hasil Muscab Serentak Gelombang II di Padang

Di Tambang masjid rubuh dan bagian-bagiannya hanyut. Di Bayang, 7 surau porak poranda. Di Pasar Baru, 9 rumah rubuh oleh arus dan hanyut. Di Koto Barapak sekolah, surau sebanyak 19 bangunan hancur. Begitu Pancung Tebal ada 7 tempat pendidikan rusak. Di Koto Panjang Taluk Batang Kapas, Tabuh masjid hanyut, dan sebagian masjid rusak.

Di Lumpo 2 sekolah rusak, di Tambang 9 sekolah dan surau rusak, di Muara Air sebuah sekolah rusak. Di Koto Baru, malah 24 rumah dihanyutkan air. Jembatan gantung di Salido rubuh.

Asisten Residen memperkirakan kerugian ditaksir 10.000 gulden. Jumlah banjir 1 dan banjir 2, ditotal kerugian sebanyak 350.000 gulden.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kapankah Pertama Kalinya Pasar Surantih Berdiri? Ini Sejarahnya
Ternyata Segini Partisipasi Pemilih Pessel dalam 12 Kali Pemilu
Partisipasi Pemilih Pessel di Pemilu 2024 Merosot, Terendah Ketiga dalam Sejarah
Ini Hari Jadi Kabupaten Pesisir Selatan Bila Dilihat dari Perspektif Kebudayaan dan Politik
Tan Sri Dano, Panglima dan Ulama Penakluk Rupit
Ayah Buya Hamka, Abdul Karim Amrullah Ternyata Pernah Menuntut Ilmu Agama di Pesisir Selatan
Basurah Asal Usul Kaum Kampai ASSP – Bandasapuluah
Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang Wajib Tahu, Inilah Asal Usul Nama Parak Jigarang

Berita Terkait

Senin, 1 Juli 2024 - 10:01 WIB

Kapankah Pertama Kalinya Pasar Surantih Berdiri? Ini Sejarahnya

Jumat, 28 Juni 2024 - 08:49 WIB

Ternyata Segini Partisipasi Pemilih Pessel dalam 12 Kali Pemilu

Kamis, 27 Juni 2024 - 11:51 WIB

Partisipasi Pemilih Pessel di Pemilu 2024 Merosot, Terendah Ketiga dalam Sejarah

Selasa, 14 Mei 2024 - 18:02 WIB

Ini Hari Jadi Kabupaten Pesisir Selatan Bila Dilihat dari Perspektif Kebudayaan dan Politik

Minggu, 17 September 2023 - 11:20 WIB

Tan Sri Dano, Panglima dan Ulama Penakluk Rupit

Berita Terbaru