Identitas Bangkai Kapal
Bangkai kapal tersebut hingga kini masih menjadi perdebatan. Antara kapal Portugis atau kapal dagang Belanda. Mengingat belum ada penelitian secara khusus yang menjelaskan secara konkrit dari mana kapal itu berasal.
Buku “Identifikasi dan Inventarisasi Sumber Daya Arkeologi Laut di Pesisir Selatan Sumatera Barat” menjelaskan kapal tersebut merupakan kapal dagang Belanda. Kapal tersebut karam sebelum tahun 1945. Selain di Ampiang Parak, terdapat juga kapal karam di Perairan teluk Mandeh, yakni kapal MV Boelongan. Keduanya sama-sama karam sebelum tahun 1945.
Alasan kapal ini diklaim sebagai kapal Belanda adalah dari penuturan seorang warga setempat. Dimana keadaan kapal tersebut yang tertutup oleh endapan pasir pantai yang demikian sudah terjadi sejak beliau masih kecil. Ditambah lagi material untuk tiang kapal yang berbahan besi clan menambah kuat indikasi bahwa kapal tersebut merupakan kapal zaman kolonial.
Akan tetapi, buku tersebut belum memastikan kebenaran kapal tersebut merupakan kapal Belanda. Terlebih buku tersebut merupakan hasil riset identifikasi awal. Sehingga tak heran, buku tersebut menyarankan agar dilakukan penelitian yang lebih intensif untuk membuktikan kebenaranya.
Dikatakan, situs yang terletak pada koordinat 01°38’16.5”LS dan 100°39’48”BT tersebut karam akibat dihantam oleh gelombang laut yang cukup besar. Bahkan, dahulunya kapal tersebut berada cukup jauh dari garis pantai (lebih kurang 1,5 km dari garis pantai lama).
Selain perubahan garis pantai yang menjadi bukti fisik terjadinya perubahan lingkungan fisik di situs tersebut juga terdapat danau tepat dibelakang pantai Ampiang Parak saat ini.
Perubahan garis pantai menjadi salah satu potensi ilmu pengetahuan yang tersimpan pada situs. Untuk mengetahui lebih jauh tentang matra formal (bentuk, ukuran) dan jenis
kapal tersebut tentunya penggalian arkeologis sangat penting untuk dilakukan.
Buku ini juga mengharapkan adanya kelanjutan dari riset ini, sumberdaya arkeologi laut yang telah ditemukan, mengingat data dalam riset hanya merupakan hasil riset identifikasi awal, sedangkan untuk pemanfaatan dari potensinya perlu dilakukan riset yang lebih detil. Termasuk melakukan penggalian dan penggunaan teknik ekskavasi.
Jika terdapat rencana ekskavasi terhadap bangkai kapal karam di Ampiang Parak, perlu dilakukan studi kelayakan (feasibility study) karena terkait dengan kondisi perairan yang dinamis, namun akan menuntut biaya besar. Semoga saja ada perhatian lebih oleh para stakeholder.
Halaman Selanjutnya: Diperkirakan Kapal Dagang Portugis
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya