Banjir besar dua kali terjadi di Pesisir Selatan pada tahun 1915. Akibat banjir itu, banyak korban yang meninggal dunia dan kerugian ditaksir mencapai 500 ribu golden
Banjir Pertama 1915.
Banjir bandang pertama tahun 1915 itu terjadi dari tanggal 20 sampai tanggal 28 November . Hujan yang mencurah selama seminggu telah merendam jalan raya dari Painan, Salido, Pasar Baru, sampai Tarusan. Di Barung-Barung Balantai jalan runtuh sepanjang 32,5 meter.
Di Balai Selasa banyak `barang-barang berharga dan barang seni hanyut oleh derasnya banjir sungai Palangai Kecil.
Di Pasar Baru Lakitan, malah jembatan roboh tanaman, padi ludes dihanyutkan air. Di sana ditemukan 3 orang meninggal. Kambing dan ternak lainnya banyak yang hanyut oleh arus banjir yang melanda perkampungan.
Di Tambang Salido, tanah longsor bergeser kira-kira 2.000 kubik banyaknya menghantam tempat-tempat lainnya.
Saluran air atau waterlaideng di Salido Kecil, rusak berat sehingga perusahaan itu berhenti untuk beberapa lama.
Asisten Residen Painan memperkirakan kerugian sarana pemerintah akibat banjir ini 8000 sampai 9000 gulden. Sedangkan milik rakyat berupa tanaman dan hewan diderita kerugian sebanyak 64.000 gulden. Bangunan umum, jalan dan jembatan diperhitungkan kerugian sebanyak 100.000 gulden. (Besarnya uang tersebut dapat disbanding ongkos kuli waktu itu 2,5 sen sehari. Satu gulden = 100 sen).
Banjir Kedua 1915.
Banjir ini terjadi pada tanggal 27-28 Desember 1915. Di Painan dan Salido tinggi air menggenangi kampung 3 meter di beberapa tempat.
Begitu juga dengan banjir di Tambang. Tanah longsor di beberapa tempat. Di tiga tempat lainnya jalan, jalan putus sepanjang , 20, 30, dan 10 meter.
Oleh karena tingginya air banyak orang yang tenggelam dan meninggal. Di Painan 7 orang meninggal. Di Taluk Bakung 5 orang meninggal. Dari Pasa Baru sampai Pancung Taba, 23 orang meninggal. Dari Nanggalo sampai Siguntur terdapat 30 orang meninggal.
Kemudian ditambah lagi di Painan orang meninggal tenggelam sebanyak 8 orang, di Surantih 10 orang.
Di Balai Selasa jembatan roboh dilanda banjir. Di Taratak Paneh padi sawah rakyat terkikis ludas dihanyutkan air.
Sebagian tanah-tanah sawah rakyat tak bisa lagi digunakan karena terkikis dan ada yang tertimbun batu. Seperti Koto Baru Bayang, Kapencong, Lubuk Gambir, 2/3 lahan tak dapat digunakan lagi. Di Asam Kumbang 1/6 nya, di Koto Ranah ½ nya tak dapat lagi dijadikan sawah.
Di Tambang masjid rubuh dan bagian-bagiannya hanyut.Di Bayang 7 surau porak poranda. Di Pasar Baru 9 rumah rubuh oleh arus dan hanyut. Di Koto Barapak sekolah, surau sebanyak 19 bangunan hancur. Begitu Pancung Tebal ada 7 tempat pendidikan rusak. Di Koto Panjang Taluk Batang Kapas, Tabuh masjid hanyut, dan sebagian masjid rusak.
Di Lumpo 2 sekolah rusak, di Tambang 9 sekolah dan surau rusak, di Muara Air sebuah sekolah rusak. Di Koto Baru, malah 24 rumah dihanyutkan air. Jembatan gantung di Salido rubuh.
Asisten Residen memperkirakan kerugian ditaksir 10.000 gulden. Jumlah banjir 1 dan banjir 2, ditotal kerugian sebanyak 350.000 gulden.
Sumber: Laporan Controler BA Bruins, Arsip Nasional