Kapo Kapo: Keindahan dan Lokalitas yang Masih Terjaga
|
(Kapo-kapo Beach Cottage/Foto : Arif P. Putra)
|
Pesisir Selatan mempunyai banyak tempat wisata nun indah, mulai dari pegunungan, pantai dan Pulau. Tiap tahun, hampir memunculkan tempat-tempat baru yang sayang jika dilewatkan. Entah itu untuk spot berpoto, atau menjadikan tempat menenangkan pikiran dari hirukpikuk keseharian -pun wisata anak-anak.
Salah satunya adalah pulau Kapo Kapo, Pulau ini masih di huni masyarakat asli, meski tak jarang juga didatangi wisatawan luar. Namun, sangat jarang terdengar dikunjungi wisatawan lokal dan namanya Kapo Kapo masih terasa asing untuk banyak orang, baik masyarakat Peisisir Selatan maupun Sumatra Barat.
Pulau ini menawarkan arsitektur rumah kayu yang berdiri menghadap pantai. Dengan area pantai yang diselimuti pasir putih, ombak yang tidak terlalu besar. Kapo Kapo cocok sekali menjadi rekomendasi kunjung bagi mereka yang ingin menenangkan pikiran. Selain itu, Kapo Kapo memang tidak menjadi kunjungan favorit para wisatawan. Jadi tidak akan kalian temukan kegiatan yang semraut, heboh dan hilir mudik orang-orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca juga: Kapal MV Boelongan, Wisata Sejarah yang Ada di Mandeh
Pulau Kapo Kapo yang berlokasi di Nagari Sungai Nyalo, Tarusan Sumatera Barat berjarak 56 km dari Bandara BIM, jika kalian menggunakan boat dari Dermaga Carocok Tarusan, akan menghabiskan waktu kurang lebih 40 menit perjalanan. Di perjalanan, kita juga akan disuguhkan banyak pemandangan yang menakjubkan, pulau seperti tertidur pulas di tengah-tengah Teluk lepas: si ronjong, pulau setan, dan pulau lainnya. Belum lagi hutan mangrov tersusun rapi bagai pagar yang menjadi halaman dari pulau Kapo Kapo. Untuk mendapatkan pemandangan yang memanjakan mata, disarankan menimbang cuaca juga.
Di Pulau ini, Pengunjung bisa menghabiskan waktu dengan bersantai di pantai atau menghabiskan waktu dengan melakukan olahraga air, berenang, diving dan snorkling. Namun pengunjung harus dibatasi oleh beberapa peraturan, misalnya, tidak dibolehkan membawa hewan peliharaan. Kalau membawa kendaraan pribadi, pengunjung bisa memarkirnya di dekat dermaga, biaya parkir 25.000/malam. Untuk biaya masuk pulau ini, pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang ratusan rupiah.
Mata pencarian masyarakat di Pulau Kapo Kapo adalah menangkap ikan. Tapi sejak maraknya penangkapan ikan secara liar menggunakan kapal canggih, mereka tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dengan baik, sebab ikan-ikan menjadi susah mereka dapati. Lantaran sudah habis ditangkap oleh beberapa oknum yang secara brutal menangkapnya. Sangat disayangkan sekali, semoga pemerintah bisa menindaklanjuti keresahan semacam ini, supaya kelangsungan hidup bawah laut tetap stabil dan berkesinambungan. Tidak hanya itu, anak-anak dari pulau Kapo Kapo juga harus bersekolah dengan menempuh jalur air menggunakan kapal/boat. Mereka harus pergi sekolah yang ada di Sungai Nyalo, salah satu kenagarian di daerah Tarusan di Pesisir Selatan yang menjadi bagian penting warga Pulau Kapo Kapo.
Baca juga: Puncak Taratak, Potensi Wisata yang Belum Disentuh
Meski begitu, ada beberapa bagian yang menjadi perhatian saya, yaitu, ternyata masyarakat masih mengharapkan adanya: Polindes, listrik dan akses sinyal. Tapi beruntung juga, masyarakat mendapatkan kapal dari pemerintah untuk transportasi anak-anak pergi sekolah. Namun tidak jarang juga mereka harus memakai kapal milik warga yang biasa dipakai untuk mengantarkan pewisata, karena seringkali kendala mesin. Dari pulau Kapo Kapo ke sekolah yang berada di Sungai Nyalo memakan waktu sekitar 15 menit. Penerang yang digunakan saat ini memakai mesin tenaga surya.
Beberapa gunung menyimpan hening yang menambah suasana tenang, suara jangkrik, gemuruh ombak pelan-pelan menyapu tepian pantai. Suara anak-anak bermain kejaran, dan pemandangan ciling yang terkejut bertemu manusia. Juga keramahan masyarakat setempat membuat diri betah berlama-lama di Kapo Kapo.
Baca juga: Keberadaan Kerajaan Inderapura
Kapo Kapo seperti pulau yang tak terjamah, meski masih ditempati masyarakat asli. Mereka seakan terasingkan dari kemeriahan pulau lain yang berseweliran oleh para wisatawan. Tentu Kapo Kapo juga mengharapkan hal demikian, agar ada perputaran uang untuk masyarakatnya. Kapo Kapo tidak kalah indah dibandingkan pulau lainnya; pasir putih, terumbukarang, dan hutan mangrov. Pengunjung juga disuguhkan beberapa spot mancing bagus, dan suasana malam yang tenang dengan remang lampu penerang dari rumah warga. Hal tersebut menambah rasa aman dan nyaman berada di pulau.
Arif P. Putra, Penulis