Pesisir Selatan Bukan Daerah Baru, Hari Jadi Kabupaten Mesti Diubah

Sabtu, 12 April 2025 - 12:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kantor Bupati Pesisir Selatan di Jalan Agus Salim, Painan.

Kantor Bupati Pesisir Selatan di Jalan Agus Salim, Painan.

6 Juli 1663

Tanggal 6 Juli 1663 ini terjadi peristiwa pengesahan Perjanjian Painan (Painan Contract) yang berpangkal dari Sandiwara Batangkapas (1662). Sandiwara dimaksud, orang Pesisir berpura-pura bersekutu, memberikan kebebasan Belanda bergabung dalam dagang dan seolah mengusir kekuatan asing lainnya.

Pelabuhan lada Samudrapura di jantung kekuasaan Kerajaan Indrapura, juga Tiku dan Pariaman dijaga ketat oleh rakyat. Mengawasi jangan sampai leluasa Gujarat dan Eropa (termasuk Belanda) menguasai pelabuhan lada (Baca De Leeuw dalam Painansch Contract, 20. Lihat juga Chritine Dobbin, 88-89).

Strategi tak terbaca dari Painan Contract itu sepertinya mengerjain Belanda, “diiyokan nan di urang dilaluan nan di awak” (disetujui keinginan orang, yang dilakukan untuk kepentingan kemakmuran bangsa). Sementara kekuatan pemuka disatukan, seperti Raja Adil dikunjungi Raja Muhammadsyah yang baru saja kembali ke singgasana Kesultanan Inderapura, tentulah sebuah strategi lagi yang merugikan Belanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Belanda tadinya berdagang emas, lada dan rempah lainnya di pantai Barat ingin mendapat untung besar, ternyata seperti “toke padi pirang”, ilia barago mudik basanggan, dikatokan gale lain balabo kironya pokok nan tamakan (ke hilir tawar menawar harga, ke mudik membeli barang, dikatakan dagang berlaba, kiranya pokok yang termakan). Hutang luar negeri Belanda menjadi membengkak, tak terbiayai dari hasil dagang di negeri ini.

Baca Juga :  Ini Hari Jadi Kabupaten Pesisir Selatan Bila Dilihat dari Perspektif Kebudayaan dan Politik

28 Januari 1667

Tanggal 28 Januari 1667 ini terjadi peristiwa sejarah yang amat penting, yakni pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau, Raja dan Penghulu Nagari di Kawasan Pantai Barat dihadiri Belanda. Solusinya adalah penguatan pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah kultur Minangkabau, yang memaksa Belanda bagaikan menelan pil pahit.

Verspreet pimpinan VOC seketika amat terpukul menerima keputusan pemuka Minangkabau dan Pesisir itu, bahwa seluruh wilayah Kerajaan Minangkabau bulat dan integralistik.

Sebelumnya Belanda mengawal wilayah Pesisir ini dibayang-bayangi kekuatan asing lainnya, kini sepertinya kenyataan senjata berbalik arah ditodongkan kepadanya. Belanda dibuat tidak aman oleh rakyat Pesisir Selatan. Bahkan Raja Putih putra Datuk Bandaro di Painan terus menggasak Belanda di Pulau ini untuk membayar pajak hasil perdagangan.

Baca Juga :  Jadi Pembicara di Rapat Paripurna HUT Pessel ke-77, Ini Profil Lengkap Prof Deendarlianto

6 Juni 1701

Pada tanggal 6 Juni 1701 ini merupakan konsolidasi rangkaian perlawanan rakyat Pesisir Selatan melawan Belanda. Rakyat Pesisir Selatan benar-benar marah atas kedok Belanda dengan menawarkan jasa memadamkan huru-hara antar nagari, namun secara terselubung ingin hendak memecah belah dan hendak menjajah.

Pucak dan luapan kemarahan rakyat dilampiaskan dengan membakar loji VOC di Indrapura. Semula semua staf VOC maun dibunuh, namun kemudian disisakan satu orang, dibiarkan hidup, diberi kesempatan untuk lari dan mengadu ke bosnya di kantor pusat VOC.

Sebenarnya sejak abad ke-15-16 masih banyak lagi pilar sejarah yang bisa dicatat sebagai keikutsertaan rakyat Pesisir Selatan di pentas sejarah nasional dalam perintisan, kebangkitan, pergerakan dan perjuangan bangsa untuk merdeka serta sampai hari ini berperan dalam pengisian kemerdekan dengan pembangunan Nasional di daerah.

Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…

Penulis : Dr Yulizal Yunus Dt Rajo Bagindo dan Afrizal

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Yulizal Yunus: Hendrajoni Dan Risnaldi Ibarahim Bawa Pesisir Selatan Cerdas, Maju Dan Adil
Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang
Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk
Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari
Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?
Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba
Pilkada Pessel 2024 Diprediksi Menjadi Pertarungan Sengit Antara Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar
Peluang Ali Tanjung di Pilkada Pessel 2024, Bisakah Visi Pesisir Selatan Damai dan Sejahtera Menggaet Hati Masyarakat?
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 12 April 2025 - 12:06 WIB

Pesisir Selatan Bukan Daerah Baru, Hari Jadi Kabupaten Mesti Diubah

Jumat, 21 Februari 2025 - 08:15 WIB

Yulizal Yunus: Hendrajoni Dan Risnaldi Ibarahim Bawa Pesisir Selatan Cerdas, Maju Dan Adil

Jumat, 2 Agustus 2024 - 12:01 WIB

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang

Rabu, 31 Juli 2024 - 19:07 WIB

Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk

Rabu, 31 Juli 2024 - 17:33 WIB

Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari

Berita Terbaru

Lirik Lagu Minang Rindu Takubua Dalam Ciptaan Thomas Arya

Lirik Lagu Minang

Lirik Lagu Minang Rindu Takubua Dalam – Thomas Arya

Rabu, 7 Mei 2025 - 21:04 WIB

error: Content is protected !!