BANDASAPULUAH.COM – Jika kembali maju sebagai calon bupati pada Pilkada Pesisir Selatan 2024 ini, Hendrajoni bakal mematahkan trend yang telah mengakar di daerah tersebut.
Sejak 4 kali dilangsungkan Pilkada di Pessel, hasilnya calon bupati yang kalah cenderung untuk tidak ikut berkontestasi pada pemilihan berikutnya. Jika adapun yang maju, sang calon bupati biasanya akan turun menjadi calon wakil bupati.
Pada 2005, ada 5 pasangan calon yang menjadi peserta. Kelima pasangan tersebut adalah M Yusril-Bakri Bakar, Fahmi Asnan Kasri-Eva Fauza Yuliasman dan A Rahim-Asmil.
Selanjutnya, Saidal Masfiyudin-Faisal Syarif dan Nasrul Abit-Syafrizal. Pilkada pertama itupun dimenangkan oleh pasangan Nasrul Abit-Syafrizal.
Pada Pilkada 2010, M Yusril tidak lagi ikut berkontestasi. Begitu pula calon bupati lainnya juga tidak menjadi peserta pilkada. Hanya Saidal Masfiyuddin yang ikut berlaga, namun ia maju sebagai calon wakil bupati.
Edisi Pilkada kedua itu kembali menghadirkan lima paslon dan didominasi nama-nama lama. Kelima paslon yang bertarung berdasarkan nomor urut ialah Akmal Nesal-Marlina Amri, Nasrul Abit-Editiawarman, dan Syafrizal-Saidal Masfiyudin.
Kemudian pasangan Hasdanil-Mukhrizal dan Bakri Bakar-Risnaldi Ibrahim. Hasilnya pasangan Nasrul Abit-Editiawarman keluar sebagai pemenang.
Berlanjut pada 2015, calon bupati yang kalah tidak banyak yang maju kembali. Hanya Bakri Bakar yang kembali maju. Akan tetapi, ia maju sebagai calon wakil bupati mendampingi Editiawarman.
Berbeda dari pilkada sebelumnya, Pilkada Pessel hanya diikuti 4 paslon. Para paslon yang bertarung di gelanggang itupun adalah wajah-wajah baru.
Keempat paslon yang menjadi peserta Pilkada Pessel 2015 adalah Editiawarman-Bakri Bakar, Alirman Sori-Raswin, Hendrajoni-Rusma Yul Anwar dan Burhanudin-Novril Anss. Hendrajoni-Rusma Yul pun keluar sebagai pemenang.
Edisi terakhir, Pilkada Pessel 2020, tidak calon bupati ataupun wakil bupati kalah yang kembali maju. Pilkada 2024 mendatang, Hendrajoni diprediksi bakal mematahkan trend tersebut.
Meningkatnya raihan suara sang Istri Lisda Hendrajoni, diasumsikan sebagai bentuk kerinduan masyarakat Pesisir Selatan terhadap Hendrajoni. Hasil ini pun setidaknya meningkatkan semangat dan kepercayaan diri Hendrajoni dalam mengarungi Pilkada.
Akankah hasil Pileg yang kembali mengantarkan Lisda Hendrajoni duduk di Senayan mampu dikonversi menjadi kemenangan Hendrajoni di Pilkada? Waktu juga yang akan menjawabnya.