Terlebih, jarak antara Pileg dan tahapan Pilkada juga tidak terlalu jauh. Efeknya, sama-sama diketahui, banyak sedikit akan mempengaruhi Hendrajoni.
Selain itu, Hendrajoni juga harus memiliki nilai jual yang tinggi. Salah satunya ialah kerinduan masyarakat akan masifnya pembangunan.
“Lakek Tangan” Hendrajoni dalam bidang pembangunan mungkin menjadi suatu yang berkesan bagi masyarakat Pessel. Hal ini juga mungkin akan menjadi bahan kampanye Hendrajoni kemudian hari.
Ditambah lagi, selama menjabat, Hendrajoni memiliki rekam jejak berani dengan mengambil langkah-langkah extra ordinary dan tindakan di luar pakem dalam pembangunan Pessel.
Nilai jual yang tinggi bukan untuk bahan kampanye saja. Namun, juga untuk menggaet tokoh yang akan berpasangan dengan Hendrajoni.
Posisi Hendrajoni pada 2020 dengan 2024 jelas berbeda. Dahulu, banyak yang ingin dipinang Hendrajoni, sekarang belum tentu.
Para calon wakil bupati itu mengukur baik buruknya berpasangan dengan Hendrajoni. Meski, tidak pun dengan Hendrajoni, mereka juga harus mempertimbangkan segala sesuatunya.
Seandainya, Hendrajoni tidak memiliki nilai jual yang diatas rata-rata, ia dipastikan akan dicoba untuk dipasang sebagai calon wakil bupati. Mungkinkah?
Mungkin saja. Sebab, kekuatan massa dan finansial Hendrajoni tentu tidak sekuat dulu.
Awak rasa, opsi ini mustahil terjadi. Akan tetapi, berkaca ke yang sudah-sudah, rasanya masuk juga diakal. Mengingat, tak ada yang tak mungkin dalam politik.
Akankah Hendrajoni Menang di Pilkada Pessel 2024?
Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya