Oleh : Erizal
Belakangan, Gubernur Sumbar Mahyeldi kelabakan. Pernyataannya soal masyarakat sudah jenuh bermasker, diartikan sebagai bentuk dukungan agar masyarakat tak taat prokes, di tengah pandemi semakin menggila.
Kritikan tak hanya datang dari pegiat peduli Covid 19 dan sejumlah pengamat, tapi juga dari anggota DPR asal PKS, Mardani Ali Sera. Mardani terang-terangan menegur pernyataan Gubernur yang dianggap kontra produktif itu.
Gerakan sejuta masker yang dicanangkan Mahyeldi adalah jawabannya. Tapi, sayang, gerakan ini mengatasnamakan partai, bukan selaku Gubernur Sumbar. Kritikan sebagai Gubernur dijawab sebagai Ketua Partai. Lucu.
Beredar pula surat Gubernur Mahyeldi kepada BAZNAS Pusat, yang meminta BAZNAS Pusat melakukan seleksi ulang terhadap BAZNAS Sumbar yang sudah di-SK-kan, tapi tak kunjungan ditindaklanjuti pihak Pemprov.
Satu alasan yang menggelikan bahwa komisioner BAZNAS haruslah yang bisa berkerja sama dengan Pemprov. Artinya, lima orang yang sudah di-SK-kan itu dianggap tak bisa berkerja sama dengan Pemprov Sumbar.
Padahal, kelima orang yang ada dalam SK BAZNAS Pusat itu tak kurang ketokohan mereka di tengah masyarakat Sumbar. Entah orang seperti apa lagi yang dimaui Gubernur? Apakah hanya kader partainya sendiri? Entah.
Seperti apa jalan keluarnya atas persoalan ini belum tahu. Tapi, ini dua persoalan saja yang sempat dikemukakan. Entah, standar yang diberikan Gubernur dulu terlalu tinggi? Atau Gubernur kini yang masih baru, masih gagap. Waktu yang akan menjawab.