Wahai tuan, pernah kah pesan tuan baik itu SMS ataupun WhatsApp tidak dibalas oleh seseorang?. Apakah yang terlintas di benak tuan bila hal yang demikian berlaku pada tuan? Tuan bisa berbaik sangka bahwa dia sibuk tidak ada waktu membalas pesan yang tuan kirim, tapi bagaimana itu terjadi lebih dari sekali? Apakah tuan masih bisa berbaik sangka ? Tapi bila saya berada di posisi tuan saya akan berprasangka baik dengan beranggapan orang ini hanya hobi membaca tak hobi menulis.
Membaca memang membuat tuan mengenali dunia, namun apakah tuan tak ingin di kenali oleh dunia? Lalu dengan apa tuan akan di kenal oleh 7 milyar penduduk bumi? Jawabannya adalah dengan Menulis.
Menulis lah tuan ,sejauh apa yang tuan ketahui . Tulislah yang mendatangkan manfaat baik untuk diri tuan ataupun untuk yang membaca tulisan tuan. Semakin banyak yang tuan tulis, semakin banyak pula manfaat yang dirasakan oleh orang yang membacanya maka tuan . Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa “Sebaik-baiknya Manusia adalah paling bermanfaat bagi orang lain” ? Bukankah Eksistensi manusia yang sebenarnya ditentukan oleh kemanfaatannya pada orang lain, dengan terus menulis yang mendatangkan manfaat pada orang lain telah menunjukkan eksistensi tuan sebagai sebenarnya Manusia.
Seorang Ilmuwan yang juga juga sastrawan dan pemikir dari Mesir yang bernama Sayyid Qutb pernah mengungkapkan bahwa “Peluru hanya bisa menembus satu kepala tetapi tulisan bisa menembus jutaan kepala”. Bayangkan lah tuan sebuah tulisan yang tuan tulis mampu menginspirasi jutaan orang , ilmu bagi yang membacanya, berapakah amal ibadah yang mengalir kepada tuan bahkan sampai tuan mati sekalipun . Sebagaimana Hadits Nabi “Jika seseorang meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu
yang manfaat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya”(HR Muslim) semoga saja amal tuan melalui tulisan itu tak terputus.
Dengan menulis tuan bisa menyambung rentetan sejarah panjang yang telah ada sebelumnya untuk tuan teruskan sebagai warisan buat generasi selanjutnya. Sehingga suatu saat kelak orang-orang akan tetap mengingat bahwa ada seseorang yang pernah terlahir dan meninggalkan sebuah karya yang tetap hidup sepanjang zaman. Dan orang tersebut adalah tuan, yang tetap abadi dalam tulisan-tulisan yang tuan hasilkan. Karena itu menulislah untuk keabadian. Hal itu pernah diucapkan oleh Pramoedya Ananta Toer , “Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Imam Al Ghazali pernah mengatakan, “Kalau kamu bukan anak raja, dan kamu bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis.” Semoga saran dari Imam Al Ghazali bisa kita terapkan karena seorang anak raja pada waktunya akan jadi Raja yang bisa merubah dunia, sedangkan dengan menulis tuan bisa merubah dunia melalui pena yang telah tuan torehkan.