Jangan terlalu ngebet jadi PNS

Senin, 6 Januari 2020 - 00:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Jauh sebelum saya lahir, bahkan sebelum negara ini merdeka, semua orang berusaha sekali untuk bisa bekerja di pemerintahan. Tak peduli apapun itu jabatannya. Hal itu  disebabkan karena kebanyakan orang tahunya kerja di pemerintahan memberi kemapanan yang jelas. Kalau memang kerjamu aman dalam arti cukup baik, kamu akan berada di sana sampai waktu pensiun tiba. Jabatan telah menjadi salah satu kemuliaan yang dipercayai banyak orang. Tapi bagaimana dengan esensi bekerja itu sendiri? Apakah hanya sebatas kemapanan yang dicari dari arti sukses itu?  Berikut adalah alasan mengapa kita tidak perlu ngebet sekali untuk bekerja di pemerintahan atau dengan kata lain menjadi PNS. 

1. Peluang untuk diterima sangat kecil

Sudah menjadi rahasia umum bahwa begitu besar minat masyarakat Indonesia untuk menjadi PNS.  Buktinya, pada saat pengumuman akan diadakannya pembukaan PNS ribuan orang berlomba-lomba untuk mendaftar padahal paling yang akan diterima sekitar 20 orang pada bagiannya masing-masing. Angka tersebut menunjukkan adanya perbandingan yang tidak seimbang antara jumlah pelamar dengan yang akan diterima sehingga peluang kegagalan akan semakin besar.
Kita tak perlu heran lagi ketika mendengar cerita orang-orang yang sudah mengikuti tes cpns berulang kali namun gagal.

2. Proses Penerimaan Sarat Politik

Aroma politik kerap kali ada dalam perekrutan CPNS. Konon katanya dengan membayar sejumlah uang seseorang bisa dengan lebih mudah untuk menjadi pegawai negeri. Sudah banyak kejadian yang demikian bahkan nilai sogokannya sampai ratusan juta.
Tak cuma itu , biasanya perekrutan pegawai negeri  juga identik pula dengan sistem kekeluargaan.

3. Kita akan jalan di tempat

Bekerja sebagai seorang PNS tidak akan membuat kita menjadi berkembang.
Menjadi PNS artinya kita harus siap dengan pekerjaan yang itu-itu saja.  Hal yang dibutuhkan sebenarnya bukan benar-benar skill, tapi kebiasaan. Karena kita bekerja dengan hal yang sama setiap harinya tak akan membuat kita berkembang melainkan kita hanya cekatan dalam satu hal saja.  Kita akan menjadi kaku jika dihadapkan dengan hal lain, tapi hal itu bisa dilakukan namun kita memerlukan waktu untuk beradaptasi. Parahnya lagi,  kemungkinan skill kita tidak akan mudah terlatih karena menjadi pegawai negeri dalam pekerjaannya tidak ada deadline atau sesuatu yang menuntut kita untuk berpikir keras.

4. Lahan Basah Korupsi

Percaya atau tidak, meskipun sudah seringkali disidak, praktik pungutan liar masih kerap ditemui di jajaran pegawai negeri. Biasanya yang berhubungan dengan surat menyurat. Entah yang biayanya kecil seperti KTP dan KK, atau yang konon punglinya besar seperti surat mendirikan usaha dan sejenisnya.
Bahkan konon untuk departemen tertentu seperti pajak atau bea cukai, kesempatan untuk melancarkan aksi korupsi juga cukup mudah. Entah itu dengan plintir laporan keuangan atau mungkin yang berurusan dengan pajak perusahaan. 

Memang sangat banyak keuntungan untuk menjadi seorang PNS, namun di sisi lain ada banyak hal yang membuat pekerjaan ini bukanlah lagi harga mati untuk meraih kebahagiaan. Ya, beberapa hal di atas jadi alasannya. Jadi, untuk apa kita cemas tidak akan lolos dalam seleksi menjadi PNS? Nah, terlepas dari enak atau tidaknya jadi PNS, mungkin kita lupa jika di luar ini sangat banyak jenis pekerjaan yang lebih menjanjikan.
Seorang pengusaha terkenal pernah mengingatkan jika kita ingin hidup sukses dan kaya jangan pernah memiliki mental menjadi karyawan. “kalau ingin menjadi kaya, mentalnya jangan menjadi karyawan, mengincar lowongan PNS saja masih rebutan”. Begitu katanya. Coba bayangkan besaran gaji PNS paling tinggi adalah puluhan juta, bagi pengusaha uang 10 juta saja dipakai untuk dua kali minum kopi sudah habis.  Jadi mau memilih yang mana? Jika kita bisa mengejar yang lebih tinggi kenapa tidak?
Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang
Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk
Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari
Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?
Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba
Pilkada Pessel 2024 Diprediksi Menjadi Pertarungan Sengit Antara Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar
Peluang Ali Tanjung di Pilkada Pessel 2024, Bisakah Visi Pesisir Selatan Damai dan Sejahtera Menggaet Hati Masyarakat?
Tantangan Pendatang Baru dalam Pilkada Pessel 2024: Memahami, Mengatasi, dan Mewujudkan Peluang

Berita Terkait

Jumat, 2 Agustus 2024 - 12:01 WIB

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang

Rabu, 31 Juli 2024 - 19:07 WIB

Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk

Rabu, 31 Juli 2024 - 17:33 WIB

Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari

Jumat, 12 Juli 2024 - 10:49 WIB

Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?

Minggu, 7 Juli 2024 - 21:23 WIB

Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba

Berita Terbaru