|
Tejja Ari Putma
|
Berbicara mengenai organisasi dan Asmaranisasi adalah dua komponen yang saling bercampur aduk dimana Organisasi adalah tujuan bersama dan Asmara adalah tujuan individu, Untuk mahasiswa yang sering menghabiskan waktunya di dalam kampus maupun di luar kampus yang mempunyai kegiatan berorganisasi(Organisatoris) Yang sering kita disebut dengan “Aktivis’’. Organisasi secara umum merupakan sekelompok orang yang melakukan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama Sedangkan Asmara yang mempunya istilah Rasa cinta.
Baca juga: Politisasi Cinta Yang Mengakibatkan Standarisasi Jodoh Semakin Tinggi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahasiswa Organisatoris Merupakan Mahasiswa yang berkecimpung di dalam organisasi intra kampus maupun ekstra kampus sebagai bentuk menambah wawasan yang lebih dalam mengaktifkan kampus untuk berkarya didalamnya yang mempunyai kegiatan-kegiatan di dalam organisasi, Mahasiswa organisatoris juga selalu mengadakan rapat-rapat. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan cenderung senang melibatkan diri dalam pelaksanaan berbagai acara maupun kegiatan yang diadakan oleh organisasi kemahasiswaan tempatnya bergabung, misalnya dengan cara menjadi panitia maupun pengurus organisasi (Priambodo, 2000). Dalam menjalankan tugas-tugasnya di dalam organisasi Mahasiswa sering dihadapkan dengan kerjasama. Intensitas pertemuan yang sering dilakukan sebuah organisasi yang membuat anggota satu sama lain memiliki hubungan emosionalnya sendiri tak dapat dipungkiri anggota laki-laki dan perempuan yang tidak dapat dielakkan dan itulah faktor yang membuat keakrabat bermetamorfosa munculnya Asmara dala Organisasi sesama anggota. Sebuah hubungan yang tetap terjaga, hubungan yang selalu terpelihara, yang selalu mendinginkan disaat panas, mengobarkan api semangat disaat lemah, dan menyebarkan ketenangan disaat gundah. Entah itu apa namanya, yang jelas jadilah pribadi yang mahir berasmaranisasi.
Sebuah Prosa: Rabab Pasisia
Berbicara mengenai Asmara adalah perasaan senang kepada seseorang. Munculnya Asmara di dalam Organisasi itu tidak dapat dielak karena Asmara tidak dapat ditunda karena Asmara adalah sebuah fitrah manusia, Asmara hadir karena dua orang yang memiliki satu perssepsi yang sama, Asmara juga hadir karena sering interaksi/canda tawa yang membentuk hubungan Emosional sesama Anggota awalnya mungkin berinteraksi untuk kepentingan organisasi tapi lama-lama muncullah baper di antara mereka. Asmara Juga muncul dikarenakan Hati karena apa yang diamahkan oleh hati akan diperjuangkan sepenuh hati. Seringkali kita dengar bahwa dibalik Pria yang sukses ada wanita yang Hebat.
Baca juga: Bus dan Lapau Nasi
Adanya Asmara di dalam organisasi itu tidak salah, itu merupakan hak setiap orang, tapi jika munculnya asmara di dalam organisasi ada Sikap yang perlu dijunjung seperti Sikap Profesional. Yang artinya tidak membawa masalah Pribadi di dalam organisasi termasuk masalah asmara. Sisi positif Asmara di dalam organisasi adalah munculnya rasa semangat untuk selalu selalu hadir di setiap kegiatan karena didorong oleh Asmara rasa semangat itu merupakan suatu perangkulan terhadap SDM (Sumber Daya Manusia).Adanya Asmara di dalam Organisasi dan bisa disebut salah satu anggota dilanda dengan jatuh cinta, Seorang organisator yang memilki notabene amanah, Profesional, kerjasama, Interasksi yang bagus. Ada sikap yang harus dijaga salah satunya yaitu Profesional. Apakah salah di dalam sebuah organisasi itu terdapat Asmara ?
Baca juga: Carut Marut Pembagian Sembako dan Lambannya Pemkab Pesisir Selatan Mendistribusikan Bantuan Langsung Tunai
Tidak salah tetapi sikap profesionalitas harus ada. Karena Asmara adalah urusan Pribadi dan Organisasi Adalah Urusan bersama karena jika sesama Anggota yang menjalin Asmara mendapatkan sebuah Konflik Asmara mereka dan hal lain di bawa ke dalam organisasi maupun jika efeknya Break Up otomatis salah satu dari mereka bisa jadi tidak berani datang dalam kegiatan organisasi terebut kita kembalikan ke narasi di atas di mana Asmara bisa membuat kita untuk merasa senang untuk berkumpul di organisasi dan bisa juga membawa kita malas untuk berkontribusi. Hal ini perlu dihindari di dalam Organisasi, karena konflik asmara yang sudah dijelaskan di atas adalah konflik pribadi dan organisasi adalah masalah bersama jika dicampur adukkan keduanya tentunya akan merusak cintra organisasi tersebut. Untuk menghadapi masalah seperti itu hendaknya organisatoris bersikap Profesional dengan tidak membawa masalah pribadi ke dalam Organisasi. Seorang organisator yang profesional apabila didasarkan oleh teori Pieget ini adalah bisa membedakan pemikiran pada saat di organisasi dan pemikiran pada saat kuliah. Mungkin contoh yang paling umum dan agak menggelitik ketidak profesionalan seorang organisator ketika permasalahan ASMARA dibawahnya dalam forum organiasasi, sehingga mempengaruhi kinerjanya Dan merusak citra organisasi.
Tejja Ari Putma, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kerinci Sungai Penuh UNP
Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow