Ini adalah pertanyaan sebagian orang, termasuk kita. Ini adalah keresahan dan kegelisahan banyak orang. Ini juga yang menjadi harapan dan doa orang-orang, yang beragama dan beriman.
Karena, selain dampak kematian dari virus yang telah membunuh ribuan orang ini, dampak lain yang tak kalah berat dan dahsyat dari virus covid 19 ini adalah kecemasan dan ketakutan, Kesulitan dan kesempitan hidup, juga dampak lain secara ekonomi, sosial dan bahkan agama.
Tak bisa berkerja dan beraktifitas dengan normal, tak bebas bergerak dan bersosialisasi dengan wajar, bahkan tak leluasa beribadah sebagaimana biasa, adalah beban yang sangat berat secara psikis dan mental. Dan kondisi ini sudah berlangsung dan dirasakan berhari hari, bahkan di sebahagian negara sudah berbulan bulan. Sehingga wajar ada harapan dan pertanyaan, kapan kah semua ini akan berakhir?
Masalahnya adalah, tak satu pun pakar dan ahli yang dapat memberikan jawaban pasti, apalagi garansi, bahwa ini akan berlangsung sekian lama dan akan berakhir, pada waktu tertentu. Paling-paling jawabannya adalah, kira kira, mudah mudahan, semoga dan jika…..
Ada yang memperkirakan ini akan berakhir bulan depan, atau akhir tahun, bahkan ada yang memprediksi bisa saja berakhir tahun 2022, dimana ketika saat itu di prediksi vaksin anti virus ini sudah ditemukan dan dikembangkan.
Ada yang mengatakan bisa lebih cepat, kalau semua disiplin untuk physcal distancing, karantina atau jika semua sepakat dan komit untuk lockdown, dan sebagainya. Tetapi itu juga ternyata tidak ada jaminan benar benar selesai dan tuntas. Bahkan China yang dengan cepat, ketat dan keras melakukan lockdown dan pada akhirnya dinyatakan telah berhasil mengatasinya, sehingga tanggal 10 April 2020 status lockdown dicabut, namun ternyata masih ada kasus baru, bahkan tanggal 14 April 2020, ditemukan 108 kasus baru untuk satu hari saja.
Maka wajar ada ketidakpastian, ada kegamangan dan kecemasan bahwa ini belum akan berakhir dalam waktu dekat. Artinya beban secara ekonomi, sosial dan agama belum akan berakhir segera, bahkan bisa saja makin berat.
Para ulama dan ahli agama, juga tidak ada yang bisa memastikan kapan musibah ini berakhir. Memang ada yang mengatakan atau memperkirakan, mungkin juga mengharapkan pada bulan mei wabah ini akan berakhir, dengan penafsiran dari hadis tertentu, tapi itu juga boleh jadi benar dan mungkin juga salah, walaupun kita berharap, semoga tepat dan benar. Tapi ini juga tidak memastikan dengan tegas dan pasti.
Apa yang harus dilakukan?
Beruntungnya, Alhamdulillah, kita punya iman, punya keyakinan dan kita punya Allah.Betapa pun lemah nya kita, kita punya Allah Yang Maha Kuat, betapa pun minim nya pengetahuan kita, kita punya Tuhan Yang Maha Tahu, betapa pun mustahil nya bagi manusia, tapi tidak bagi Allah, Yang Maha Kuasa. Sesuatu yang tak masuk akal, tidak bisa di kalkulasikan secara matematika, tidak logis, dan bahkan tidak ilmiah pun, bagi Allah bisa tejadi, dengan mudah nya, bahkan seketika.
Karena dalam genggaman Allah lah bumi, alam dan seisi nya ini, karena semua yang ada ini adalah milik-Nya. Semudah Ia menciptakan, segampang itu pula Ia menghancurkan. Sekejap ia membinasakan, secepat itu pula Ia sanggup menghidupkan. Bagi Nya “Kun fa yakun”
Hal ini telah Allah buktikan, ketika Ia menciptakan langit dan bumi, menciptakan Adam dari tanah, menciptakan Isa tanpa Ayah, memberi anak pada Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim, padahal mereka sudah tua, dan istri mereka juga sudah renta.
Allah juga telah selamatkan nabi Yunus yang berhari-hari dalam perut ikan. Ia juga selamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api yang dahsyat. Ia selamatkan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan pasukannya.
Allah juga telah lenyapkan angkara murka dengan mudahnya, Fir’aun di tenggelamkan dalam lautan, Qarun dalam tanah, Nambruz, hanya dengan seekor nyamuk, kaum nabi Luth dengan hujan batu, dan contoh-contoh lainnya.
Lalu kenapa bencana ini tidak Allah hilangkan?, atau lebih tepat nya belum Allah angkat? Wallahu a’lam, hanya Allah yang tahu. Namun, keyakinan kita adalah, Allah pasti akan menghilangkannya pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat, sesuai dengan hikmah, kebijaksanaan dan ilmu-Nya yang Maha Luas.
Mungkin Allah masih memberi peluang pahala dan mati syahid bagi orang orang yang sabar. Barangkali Allah sedang membuka kesempatan amal shaleh bagi orang yang peduli dan membantu. Bisa saja Alllah ingin melihat siapa lagi yang taubat, kembali, dan berserah diri pada-Nya.
Bisa juga Allah sedang membersihkan bumi ini dari keangkuhan dan kesombongan, dari dosa dan kemaksiatan, sampai akhirnya tampak kelemahan dan ketidakberdayaan manusia,. Bahkan bisa juga Allah sedang men-skenariokanhal-hal tidak bisa ditangkap pengetahuan manusia yang sangat terbatas, kecuali dengan iman dan aqidah yang kokoh.
Maka, selain kita terus melakukan usaha dan iktiar manusiawi, seperti menjaga diri dan kesehatan, physcal distancing, PSBB, atau bahkan lockdown. Tetap berusaha menemukan alat atau obat, atau vaksin dan sebagainya, seharusnya kita sebagai orang yang beriman menggunakan senjata andalan kita, yaitu: DO’A dan ISTIFGFAR
Karena:
الدعاء سلاح المؤمن
” Do’a itu adalah senjata nya orang beriman”
Bukankah senjata ini yang di gunakan oleh nabi Yunus, Nabi Musa, Nabi Zakaria, dan Nabi Muhammad SAW? Bukankah senjata ini yang digunakan oleh hamba hamba Allah, ketika tak ada lagi daya dan upaya? Bukankah senjata ini yang digunakan oleh para pejuang melawan malapetaka dan angkara murka?
Barangkali diantara kita sudah ada yang berdoa, tapi seberapa banyak? seberapa sering? seberapa lama? Seberapa tulus? dan seberapa harap?
Mungkin sudah ada yang bertaubat dan istighfar, tapi sudahkah istighfar terbaik, yang membuat langit bergemuruh, saking banyak nya, saking sering nya, saking lama nya, saking sungguh nya?, Sudahkah do’a dan istigfar itu disertai rintihan dan air mata kepasrahan dan pengharapan?
Dan kesempatan terbaik untuk berdoa dan istigfar, peluang istimewa untuk mengadu dan bertaubat, insya Allah akan datang, yaitu; Bulan Ramadan; bulan Ibadah, bulan berdo’a, bulan tilawah, bulan taubat, bulan berzikir, bulan berbagi, bulan peduli, bulan berdo’a dan bulan meminta.
Jika di saat istimewa ini, semua mukmin seluruh dunia, berdoa dan bertaubat, meminta dan berbarap, insya Allah mudah bagi Allah menukar musibah ini dengan karunia, mengganti ketakutan ini dengan ketenangan, dan merobah kecemasaan ini dengan kebahagiaan.
Kamrizal Syafri,Direktur LAZ Risalah Charity