FIKIR.ID – Banyaknya hacker (peretas) yang memakai strategi dan platform baru menyebabkan ancaman keamanan siber semakin rumit dan mendalam.
Head of Counter Adversary Operation, CrowdStrike Adam Meyers menjelaskan salah satu contohnya yaitu penyalahgunaan kredensial yang valid dan mengambil data pribadi di dalam komputasi awan ataupun perangkat lunak.
“Saat kita berbicara tentang bagaimana cara menghentikan kejahatan siber, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa pelaku kejahatan tersebut terus bergerak dengan semakin lihai,” terang Adam, Senin (28/8/2023).
Laporan CrowdStrike Threat Hunting 2023 menemukan upaya pencurian data pribadi di dalam komputasi awan ataupun perangkat lunak meningkat hingga 160 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Tak heran, kerberoasting atau serangan yang dilakukan dengan mengakses akun korban untuk mendapatkan data-data sensitif, mengalami peningkatan sampai 582 persen selama setahun terakhir.
Angka ini pun mengalami kenaikan sekitar 6 kali lipat setiap tahunnya.
Adapun, 62 persen dari akun yang diakses oleh peretas merupakan akun yang valid.
Lebih jauh, untuk melakukan serangan ini, peretas kerap memanfaatkan aplikasi manajemen IT jarak jauh. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari deteksi dan menyamarkan diri.