Buka Muktamar 2022, Ini Harapan Wapres untuk Tarbiyah-Perti

Redaksi
24 Okt 2022 08:19
Nasional 0 17
4 menit membaca

Bandasapuluah.com – Organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti) telah menjalankan kiprah yang panjang sejak zaman perjuangan melawan kolonialisme di bawah asuhan Syekh Sulaiman Arrasuli.

Meskipun sempat terpecah, pada 2016 organisasi ini berkomitmen untuk kembali bersatu membangun bidang pendidikan, dakwah, dan sosial keumatan. Untuk itu, sebagai upaya memajukan bangsa, ketiga pilar ini harus selalu dijaga.

“Komitmen yang disebut Tripilar Tarbiyah-Perti (pendidikan, dakwah, dan sosial) ini harus terus tertanam dalam diri para pengurus beserta anggota dan menjadi pedoman untuk mencapai tujuan bersama,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka Muktamar Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti) bersama Organisasi Serumpun, di Mercure Convention Center Ancol, Kota Jakarta Utara, Minggu (23/10).

Di bidang pendidikan, lebih jauh Wapres mendorong peran Tarbiyah-Perti dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul agar bangsa Indonesia mampu bersaing di tataran global. Menurutnya, satu sisi penting pendidikan adalah menyiapkan generasi yang paham agama dan bisa menyampaikan dakwah ( i’dadul mutafaqqihina fiddin i’dadul rijalud dakwah) sebagai penerus para ulama pendahulunya.

“Ini salah satu tugas kita karena pesantren-pesantren didirikan oleh para ulama dalam rangka i’dadul mutafaqqihina fiddin. Karena, para ulama ini nanti tidak ada. Ulama itu tidak akan terus ada,” ungkapnya.

Selain itu, sambung Wapres, pendidikan menjadi wadah strategis untuk menyiapkan SDM yang juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci memajukan perekonomian umat, sebagaimana perintah Allah untuk memakmurkan bumi dan membaca ( iqra).

Iqra itu mengandung arti membaca, merenungkan, meriset segala apa yang ada di dalam Al-Qur’an maupun dalam tatanan kehidupan kita dalam rangka memakmurkan bumi dan negara kita. Ini tugas pendidikan yang harus kita pikul,” urainya.

Di bidang dakwah, Wapres menekankan, esensi dakwah adalah kebaikan yang mendatangkan manfaat dan menghilangkan bahaya, termasuk dengan menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Dakwah kita ilal khair (menuju kebaikan), bagaimana membangun secara fisik melalui sedekah, bagaimana mengumpulkan ide-ide, gagasan-gagasan, inisiatif-inisiatif yang baik, atau menghilangkan konflik, menyatukan, mencegah terjadinya konflik,” pesannya.

Wapres pun menggarisbawahi, dakwah harus dilakukan sebagaimana tuntunan Al-Qur’an, yaitu menggunakan ucapan yang baik ( qaulan ma’rûfá), ucapan yang mulia ( qaulan karîmá), ucapan yang santun ( qaulan layyinâ), ucapan yang lurus dan bukan hoaks ( qaulan sadîdá), ucapan yang mudah dimengerti ( qaulan maysûrá).

“Dan, bagi kita bangsa Indonesia, dakwah itu harus dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, jangan keluar. Kenapa, karena NKRI ini adalah kesepakatan kita,” imbuhnya.

Dalam konteks tersebut, Wapres menjelaskan, NKRI merupakan kesepakatan dari para pendahulu negara ini dan juga para ulama, termasuk Syekh Sulaiman Arrasuli, sebagai al mitsaqul wathany (kesepakatan nasional). Oleh karena itu, ia menekankan, NKRI sebagai darul mitsaq ) (negara kesepakatan) yang harus dijaga, terlebih oleh umat Islam. Sebab, sejak dalam alam arwah manusia telah diperintahkan untuk selalu memegang teguh perjanjiannya dengan Allah ( mitsaq rabbani).

“Antara mitsaq rabbani dan mitsaq wathany itu tidak saling bertentangan. Karena apa, memegang mitsaq wathany adalah bagian dari memegang mitsaq rabbani,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Wapres berharap kegiatan ini akan menghadirkan solusi atas berbagai isu strategis yang menjadi agenda organisasi demi mengokohkan kiprah Tarbiyah-Perti yang dicontohkan oleh Syekh Sulaiman Arrasuli.

“Kiprah Syekh Sulaiman Arrasuli sejak zaman perjuangan melawan kolonialisme agar menjadi kompas dalam memajukan dunia pendidikan, dakwah, serta sosial keumatan, dan sosial politik,” pungkas Wapres.

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Tarbiyah-Perti Basri Bermanda menyampaikan, muktamar kali ini dihadiri organisasi serumpun dan organisasi fungsional sebagai wujud komitmen ishlah yang tidak hanya ada pada tataran pusat, tetapi juga menyentuh ke tingkatan terendah.

“Berbeda bukanlah berarti bermusuhan, tapi kita harus tegakkan bangsa ini dalam persatuan yang kokoh,” ucap Basri.

Hadir pula dalam acara ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan 790 peserta yang berasal dari unsur Tarbiyah-Perti beserta organisasi serumpun.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *