Dabuih, Ilmu Ketahanan Tingkat Tinggi yang Ternyata Juga Ada di Surantih

Selasa, 28 Januari 2020 - 06:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Ilustrasi/Net)

Dabuih atau umumnya disebut “Debus” merupakan permainan yang sarat akan unsur magis dan boleh dikatakan ekstrem. Diranah Minang permainan ini di pimpin oleh seorang ketua dabuih yang di panggil dengan sebutan ‘Tuo dabuih’. Orang ini lah yang akan memimpin ritual yang dilakukan sebelum permainan di mulai.

Menurut kebiasaan yang umum berlaku, “Tuo Dabuih” sebelum memulai permainan akan melakukan sembahyang menurut ajaran agama islam untuk meminta kekuatan kepada Allah SWT.

Secara bahasa debus berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Kesenian ini diyakini ada pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570).

Sedangkan  Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda dikala itu.

Namun tahukah anda apa itu Dabuih/debus? Menurut Wikipedia, Dabuih (debus) merupakan merupakan kesenian bela diri yang dijumpai di Aceh, Minang, Bamten dan lain-lain yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras, dan lain- lain.

Secara umum, permainan dabuih menampilkan seorang yang menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka, mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok, menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah dan hal ekstrem hal lainnya.

Berdasarkan buku “Alam Sati Nagari Surantih (Asal Usul, Adat Istiadat, dan Monografi Nagari Surantih) ” karangan Almasri Syamsi dan Riri Fahlen, dituliskan,bahwa di Surantih ilmu ini dikenal dengan ketahanan tubuh, menggunakan besi runcing yang ditusukan ke perut dan tangan diringi dengan musik berupa gendang tapi tidak bisa menusuk tubuh atau melukai tubuh sama sekali.

Masyarakat Surantih percaya untuk bisa menguasai ilmu ini haruslah menguasai ilmu tariqat tingkat tinggi dengan menguasai amalan-amalan yang sangat mendasar. Selain itu mereka juga memiliki kesucian tingkat tinggi. Dengan demikian, banyak masyarakat Surantih beranggapan orang yang menguasai dabuih adalah  orang  yang memiliki kedekatan dengan Tuhan Yang Maha Esa sehingga bisa dibuktikan dengan menguasai ilmu-ilmu dunia yang beragam dan memiliki kekuatan yang sangat tinggi seperti ilmu dabuih.

Sayangnya dalam dua dasawarsa terakhir di nagari Surantih bisa dikatakan jarang orang yang menampilkan permainan dabuih ini bahkan bisa dikatakan tidak ada.

Sehingga banyak generasi muda tidak mengetahuinya, hanya mendengar kemasyhuran namanya tanpa melihat sebagaimana aksinya.
Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Efektivitas PPKM Mikro di Kelurahan Perlu Ditingkatkan
Adat Istiadat Perkawinan di Pesisir Selatan
Kenapa Kawin Sasuku Dilarang di Minangkabau?
Pirin Asmara dan Anugerah Kebudayaan
Pelangi, Nomenklatur Nama Nagari Pelangai
Kacaunya Organisasi Adat di Minangkabau Karena Politikus
Bolehkah Harato Pusako Tinggi Dimiliki dan Dijual oleh Laki-laki Bila Suatu Kaum Tidak Ada Lagi Perempuan?
Rumah Percetakan Oeang RI : Ditinggalkan atau Meninggalkan

Berita Terkait

Senin, 3 Mei 2021 - 14:22 WIB

Efektivitas PPKM Mikro di Kelurahan Perlu Ditingkatkan

Sabtu, 13 Maret 2021 - 01:49 WIB

Adat Istiadat Perkawinan di Pesisir Selatan

Sabtu, 9 Januari 2021 - 13:51 WIB

Kenapa Kawin Sasuku Dilarang di Minangkabau?

Sabtu, 12 Desember 2020 - 11:32 WIB

Pirin Asmara dan Anugerah Kebudayaan

Sabtu, 5 September 2020 - 17:10 WIB

Pelangi, Nomenklatur Nama Nagari Pelangai

Berita Terbaru