Bila terus mempelajari apa yang ada di Surantih, mungkin tidak akan ada habisnya. Mulai dari Sosial, budaya, kepercayaan semua menarik untuk dipelajari.
Nagari ini memiliki begitu banyak keunikan-keunikan yang ada didalamnya. Salah satunya adalah adat ” “Guntiang Gombak”.
Guntiang Gombak merupakan upacara mengunting rambut balita yang kelahiranya ditandai dengan rambut yang “bagombak” tiga/dua.
Balita yang memiliki gombak ini, seperti dalam buku “Alam Sati Nagari Surantih“, dituliskan bahwa rambut anak ini “diasok” maka anak itu akan menderita demam (sakit).
Mengingat hal yang demikian, biasanya orang tua dari balita yang berambut Gombak akan melakukan upacara untuk mencukur rambut “Gombak” anaknya tadi, dengan tujuan agar si balita tidak mengalami demam lagi.
Untuk melakukan upacara mencukur rambut “Gombak ” si anak atau yang disebut “Guntiang Gombak“, orang tua si balita akan memanggil seorang “pandai” untuk “menawai puasan”.
Puasan merupakan ramuan yang dibuat dari berbagai tumbuhan dicampur dalam air yang terdiri dari: sitawa, sidingin, akaran, sikumpai, bareh randang dan bareh putiah. Bahan-bahan tersebut nantinya digunakan pada saat pemotongan rambut sang balita.
Setelah gombak anak tersebut dipotong oleh orang “pandai” setelah itu akan diikuti oleh tamu yang datang. Bagi tamu yang memotong gombak anak tersebut haruslah memberikan syarat biasanya berupa uang sebagai tanda ia telah memotong
gombak anak itu.
Pada upacara guntiang gombak ini dihadiri oleh karib kerabat yang telah “diucok” atau diundang.
Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow