BANDASAPULUAH.COM – Jauh di negeri padang pasir di kawasan Timur Tengah, semangat perantau Minang membangun kampung halaman tetap menyala.
Ikatan Keluarga Minang (IKM) Qatar menjadi bukti nyata bahwa cinta perantau pada tanah kelahiran tidak pernah pudar.
Salah satu aksi inspiratif mereka adalah program GEBUQ atau Gerakan Seribu Qatar—sebuah inisiatif pemberdayaan ekonomi masyarakat kampung melalui sistem sapi bergulir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

IKM Qatar sendiri telah berdiri sejak tahun 2000 dan beranggotakan sekitar 60 keluarga aktif yang tersebar di Doha, Al Khor, Messaid, Wakra, dan Dukhan.
Organisasi ini tak hanya aktif dalam kegiatan internal seperti pertemuan rutin, camping keluarga, buka puasa bersama, dan halal bi halal, tapi juga menjalankan misi sosial yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat di kampung halaman.
Ketua Umum IKM Qatar Samsul Hilal menjelaskan, program GEBUQ telah berjalan sejak 2017 dan menjadi salah satu program unggulan organisasi.
Melalui donasi dari anggota, dana dikumpulkan lalu dibelikan sapi induk yang diserahkan kepada masyarakat kurang mampu di berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat.
“Setelah induk sapi melahirkan dua anak, induknya kami tarik kembali untuk diserahkan ke keluarga lain yang memenuhi kriteria. Dengan begitu, manfaatnya terus bergulir dari satu keluarga ke keluarga lainnya,” ujar Samsul dalam keterangan tertulisnya yang diterima bandasapuluah.com pada Sabtu (3/5/2025).
Hingga kini, sekitar 25 keluarga telah merasakan manfaat dari program ini, dan 10 ekor sapi induk tercatat masih aktif dalam siklus bergulir tersebut.
Dengan pendekatan gotong royong dan ketekunan, GEBUQ menjadi simbol nyata bagaimana solidaritas perantau dapat memberikan dampak ekonomi yang berkelanjutan.
Selain manfaat ekonomi, program ini juga mempererat hubungan emosional antara perantau dan masyarakat di kampung halaman.
“Dengan bersama, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan. Tidak hanya melepas rindu dengan masakan Minang, tapi juga berbuat lebih banyak untuk kampung halaman,” tambah Samsul.
IKM Qatar pun membuka peluang kolaborasi dengan komunitas perantau Minang lainnya di luar negeri.
“Kami yakin perantau Minang di mana pun berada pasti punya keinginan untuk berbuat. Jika tertarik dengan GEBUQ, kami siap bekerja sama dan berbagi pengalaman,” ujarnya.
Dari hamparan gurun Qatar, lahirlah secercah harapan bagi padang rumput kampung halaman. GEBUQ membuktikan bahwa keterpisahan jarak tidak membatasi niat baik, dan bahwa dari rantau, perubahan besar bisa dimulai.