BANDASAPULUAH.COM – Di bawah kepemimpinan Bupati Rusma Yul Anwar, kondisi ekonomi Pesisir Selatan menghadapi tantangan serius.
Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 35 ribu penduduk di wilayah ini terpaksa bertahan hidup dengan pengeluaran kurang dari Rp19 ribu per hari. Angka yang mencerminkan kenyataan keras di tengah masyarakat.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam “Pesisir Selatan Dalam Angka (PSDA) 2024”, garis kemiskinan di Pesisir Selatan telah ditetapkan pada Rp554.057 per kapita per bulan.
Jika dibagi rata-rata per hari, ini berarti seseorang harus memiliki pengeluaran setidaknya Rp18.469 agar tidak dianggap miskin. Namun, kenyataan di lapangan jauh dari angka tersebut.
Penduduk miskin di Pesisir Selatan saat ini mencapai 35,09 ribu jiwa, meningkat dari 33,78 ribu jiwa pada tahun 2022. Persentase penduduk miskin pun naik menjadi 7,34 persen, dari 7,11 persen pada tahun sebelumnya.
Lonjakan ini menjadikan Pesisir Selatan sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi kedua di Sumatera Barat, menggantikan posisi sebelumnya yang berada di peringkat tiga.
Fenomena ini menimbulkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan penghasilan kurang dari Rp19 ribu per hari, banyak keluarga harus membuat pilihan sulit antara membeli makanan atau memenuhi kebutuhan dasar lainnya. Akses ke layanan kesehatan dan pendidikan sering kali terabaikan, yang pada akhirnya memperburuk siklus kemiskinan.
Pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Rusma Yul Anwar dihadapkan pada tugas besar untuk mengatasi krisis ini.
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya….
Halaman : 1 2 Selanjutnya