Kisah Ayah Buya Hamka Belajar Al-Qur’an Selama Setahun di Pesisir Selatan

Rabu, 19 Maret 2025 - 19:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ayah Buya Hamka, Syekh Haji Abdul Karim Amrullah (Haka) yang dikenal sebagai Inyiak Rasul

i

Ayah Buya Hamka, Syekh Haji Abdul Karim Amrullah (Haka) yang dikenal sebagai Inyiak Rasul

BANDASAPULUAH.COMPesisir Selatan tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga menjadi saksi sejarah perjalanan ilmu agama dari para tokoh besar.

Salah satunya adalah Dr. Haji Abdul Karim Amrullah (HAKA) atau lebih dikenal dengan Haji Rasul, ayah dari Buya Hamka, ulama besar asal Sumatera Barat.

Profil Singkat

Lahir pada hari Ahad, 17 Safar tahun 1296 Hijriah atau 10 Februari 1879 Masehi, HAKA datang ke dunia di sebuah kampung kecil bernama Kepala Kabun, Jorong Betung Panjang, Nagari Sungai Batang Maninjau, dalam Luhak Agam.

Ia adalah anak ketiga dari Syekh Muhammad Amrullah dan Tarwasa, istri ketiga sang syekh, dan oleh ayahnya diberi nama Muhammad Rasul.

Dalam bukunya yang berjudul Ayahku, Buya Hamka menyampaikan bahwa menurut penjelasan ayahnya dalam catatannya diterangkan bahwa saat ia masih berada dalam kandungan, ibunya mengalami penderitaan yang sangat berat.

Baca Juga :  Cegah Aksi Balap Liar, Kapolres Pessel Instruksikan Jajarannya Patroli Wilayah

Ibunya dikatakan semakin kurus seiring berjalannya waktu karena kesulitan bergerak dan kurang selera makan, kecuali untuk memakan cirit asai, yaitu serbuk kayu bekas dimakan binatang kecil pada dinding rumah.

Setelah genap bilangan bulannya, maka lahirlah Haka ke dunia. Menurut cerita ibunya setelah diberitahukan kepada mamak ibu Haka bernama Haji Abdussamad yang lebih dikenal dengan gelar Haji Jala—diberikan karena kegemarannya menjala ikan di danau—, berita itu sangat menggembirakan.

Baca Juga :  Mediasi Pemagaran Akses Jalan ke Tempat Karaoke di Pasir Alai Temui Jalan Buntu

Sebelum mamak ibunya itu sempat naik ke rumah untuk melihat sang bayi, ia segera mengambil kapaknya dan pergi ke rimba mencari kayu yang bagus untuk dijadikan surau, yang nantinya akan menjadi tempat HAKA mengajar ketika dewasa.

Setelah lahir, HAKA dikenal sebagai anak yang nakal dan keras kepala.

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau
Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024
Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan
Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau
Profil Abdul Karim Rasyid: Pejuang, Jenderal, dan Dubes Pertama RI di Kamboja dari Pesisir Selatan
Mengenal Zairoel Zen: Putra Pesisir Selatan yang Menjadi “Orang Dekat” Jenderal AH Nasution
Balai Pagaduan: Pergulatan Hidup Masyarakat Menjelang Lebaran

Berita Terkait

Jumat, 29 Agustus 2025 - 08:59 WIB

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau

Senin, 26 Mei 2025 - 11:50 WIB

Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Senin, 14 April 2025 - 16:43 WIB

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing

Kamis, 10 April 2025 - 14:06 WIB

Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau

Berita Terbaru