Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penampilan Tari Kain Baikek oleh TP-PKK Pesisir Selatan pada 2018 lalu.

Penampilan Tari Kain Baikek oleh TP-PKK Pesisir Selatan pada 2018 lalu.

Pada masa dahulu, Tari Kain di nagari (kerajaan dan limbago penghulu) dipertunjukan pada acara penyambutan tamu-tamu penting.

Pertunjukan ini memperlihatkan ketangkasan para dubalang penghulu dan hulubalang raja dalam menunjukkan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.

Dalam pertunjukannya, Tari Kain biasanya ditarikan oleh dua penari yang mengikuti irama dendang dengan iringan musik tradisional adok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut DitWDB (2019, juga tercatat dalam Wikipedia), Tari Kain memiliki 7 ragam dan 21 jenis gerakan.

Gerakannya itu bermula dari pembukaan, pasambahan depan, pasambahan samping, pasambahan belakang, salam, ambiak langkah, langkah satu, gelek.

Selanjutnya, langkah tarik belakang, langkah tigo, langkah maju, pisawek gantuang, langkah gantuang, langkah mereng,gelek kaduo, kipeh kain, gerak ampun, maagiah umpan, umpan, manjapuik umpan kanan, dan manjapuik umpah kiri, salam penutup.

Legenda Dang Kumbang dalam Tari Kain

Junaidi Chan, pemimpin Sanggar Seni Puti Gubalo Intan, menceritakan sinopsis cerita yang dibawakan dalam Tari Kain yang dikembangkannya.

Tari ini mengisahkan Dubalang Raja Kesultanan Indrapura bernama Dang Kumbang. Ia bertubuh tinggi besar, memiliki ilmu kebal, dan tak satu pun senjata mempan menerkamnya. Ia selalu mengenakan kain panjang yang dililitkan di leher.

Dalam sebuah pesta kerajaan yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, semua bentuk kesenian dan silat ditampilkan. Dang Kumbang hadir di sana. Namun ia dihadang dan dikeroyok oleh sekelompok pemuda mabuk. Ia membuka kain panjang di lehernya, dipacahnya (dibukanya) langkah tigo, menari-nari serta berlagu.

Gerakannya Menjambo-jambo (merukuk) seperti orang bertanam padi. Basisurik (surut) seperti orang basiang (bersiang) padi.

Raja dan permaisuri yang menyaksikan dari beranda istana pun terpukau. Permaisuri berkata, “Rancak bana! Indah tarinya dan merdu lagunya.” Saat ditanya oleh raja, Dang Kumbang menjawab, “Permainan.” Lalu ia susun dayang-dayang dan menarikan “Tari Kain”.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bikin Bangga! Bawakan Lagu Langkisau, Mahasiswi Pessel ini Tampil Memukau di Turki
Heboh! Peserta Pawai Budaya Saling Lempar Pisang di Depan Kantor Bupati Pessel
DPRD Pessel Bahas 4 Ranperda, Aspirasi Dewan Kebudayaan Mencuat
Manjalang ke Rumah Gadang Mandeh Rubiah, Risnaldi Tekankan Pentingnya Tradisi dan Silaturahmi
Balai Pagaduan: Pergulatan Hidup Masyarakat Menjelang Lebaran
Mahat: Cerita Lain dari Peradaban Negeri 1000 Menhir | Arif Purnama Putra
Situs Sejarah Diduga Peninggalan Era Megalitik Ditemukan di Padang Pariaman
BKKBN Sumbar Gelar Pilot Project PEK Peduli Stunting di Padang Panjang

Berita Terkait

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:30 WIB

Bikin Bangga! Bawakan Lagu Langkisau, Mahasiswi Pessel ini Tampil Memukau di Turki

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Senin, 14 April 2025 - 12:54 WIB

Heboh! Peserta Pawai Budaya Saling Lempar Pisang di Depan Kantor Bupati Pessel

Selasa, 8 April 2025 - 22:10 WIB

DPRD Pessel Bahas 4 Ranperda, Aspirasi Dewan Kebudayaan Mencuat

Rabu, 2 April 2025 - 20:43 WIB

Manjalang ke Rumah Gadang Mandeh Rubiah, Risnaldi Tekankan Pentingnya Tradisi dan Silaturahmi

Berita Terbaru