Demikian pula dengan pinjaman online yang kini marak digunakan sebagai jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan termasuk kebutuhan Lebaran.
Namun, solusi seperti ini hanya menunda masalah. Setelah Lebaran usai dan euforia mereda, beban cicilan dan utang masih menanti. Jika penghasilan tidak membaik, maka pergaduhan baru akan muncul di kemudian hari.
Seiring dengan perkembangan zaman, pola konsumsi masyarakat juga berubah. Meskipun kemudahan kredit membantu memenuhi kebutuhan sesaat, pada akhirnya perhitungan ekonomi yang bijak tetap menjadi kunci agar kehidupan tidak semakin terpuruk pasca Lebaran.
Meskipun penuh dinamika, suasana balai terakhir tetap meriah dan penuh sesak. Warga memadati pasar dengan antusias, meskipun sesekali terdengar adu mulut dan percekcokan di sudut-sudut lapak. Sasak bagudincik, jalan taimpik—begitu pepatah menggambarkan sempitnya lorong pasar akibat padatnya kerumunan.
Hari balai terakhir menjelang Lebaran tidak hanya menjadi ajang belanja besar-besaran tetapi juga cerminan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Semangat menyambut Lebaran tetap membara meski beban hidup terasa berat. Bagi sebagian orang, Balai Pagaduan bukan sekadar pasar terakhir di bulan puasa, tetapi juga panggung perjuangan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.