BANDASAPULUAH.COM – Lebaran sebentar lagi tiba. Tak genap seminggu lagi, masyarakat akan merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
Dalam menyambut Lebaran, berbagai persiapan dilakukan oleh masyarakat sebagai bagian dari tradisi turun-temurun.
Mulai dari membeli pakaian baru, membersihkan pekarangan rumah, membuat kue-kue khas, hingga membeli perabotan baru demi menyemarakkan suasana Idul Fitri.
Di daerah-daerah tertentu, khususnya di Pesisir Selatan, persiapan itu biasanya dilakukan pada hari balai atau pekan.
Hari balai adalah hari pasar besar yang hanya berlangsung sekali dalam seminggu.
Pada hari itulah, para pedagang dari berbagai pelosok datang menggelar dagangannya, dan masyarakat berbondong-bondong memenuhi pasar untuk berbelanja kebutuhan pokok maupun pelengkap Lebaran.
Di luar hari balai, terdapat pula hari alang, yakni hari pasar kecil di mana aktivitas jual beli tidak begitu ramai.
Pada hari alang, hanya ada satu los yang terisi dan durasi pasar pun singkat. Kata “alang” mungkin berasal dari kata “elang” atau “garudo” dalam dialek setempat, menggambarkan lengangnya suasana pasar layaknya kampung yang sunyi ketika elang terbang melintasi angkasa.
Dalam pagelaran Rabab Pasisie, sering terdengar ungkapan “Kampung lengang-sunyi seperti dihala garudo tabang.”
Namun, dari sekian banyak hari balai dalam setahun, ada satu hari yang terasa begitu berbeda, yakni hari balai terakhir menjelang Lebaran.
Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya