-Defisit Anggaran Pendapatan Negara (APBN) sebesar Rp560,3 triliun atau 2,53 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) menunjukkan kinerja keuangan negara masih buruk.
Defisit ini bukan kinerja yang baik dari sisi anggaran, meski juga tidak melanggar undang-undang (batas maksimal 3 persen), kata ekonom senior Bright Institute, Awalil Rizky, dikutip redaksi, Jumat 26 Desember 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Awalil mengatakan, penyebab utama defisit APBN karena penerimaan negara yang belum mencapai target. Awalil bahkan mengungkapkan, persentase defisit APBN ini terselamatkan berkat beberapa pos kementerian/lembaga yang tidak menyerap anggaran secara maksimal.
Beberapa program prioritas yang tidak menghabiskan alokasi anggaran antara lain Makanan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Untung saja belanja negara tidak disia-siakan. Programnya seperti MBG, cek kesehatan gratis dan Sekolah Rakyat. Begitu juga (program) perumahan yang dialokasikan APBN, jelas Awalil.
Di satu sisi, penyerapan anggaran untuk program prioritas tidak sejalan dengan perintah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mendorong kementerian/lembaga untuk membelanjakan alokasi anggaran.
Namun di sisi lain, kata Awalil, kondisi ini bermanfaat dalam memperlebar defisit APBN.
“Dari sisi (penyerapan) anggaran, BGN (Badan Gizi Nasional), program Sekolah Rakyat, dan kesehatan gratis ‘menguntungkan’ agar defisit tidak melebar. Kalau BGN bisa mengeluarkan anggaran, berbahaya. Defisit bisa semakin lebar,” jelas Awalil.
“Purbaya sudah berusaha keras (agar anggaran bisa dibelanjakan), namun di sisi lain Purbaya ‘diuntungkan’ karena defisitnya tidak terlalu lebar,” pungkas Awalil.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






