KOTA ACE – Usai viral karena menahan bingkisan dari Presiden RI Prabowo Subianto, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Jaya, Desa Padakaton, Kecamatan Kejiwaan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengembalikan tiga unit sepeda roda tiga listrik kepada penerimanya.
BUMDes Mekar Jaya akhirnya menyerahkan tiga unit becak listrik sumbangan Presiden Prabowo Subianto kepada penerimanya, antara lain tukang becak Daklan (57), Muhtadi (55), dan Sudrajat (65).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, ketiga becak listrik tersebut disimpan sementara oleh BUMDes dengan alasan menjaga kondusifitas masyarakat.
Para tukang becak pun keberatan dan kemudian menyampaikan keberatannya kepada media.
Usai viral, ketiga becak listrik milik Prabowo kemudian dikembalikan kepada ketiga tukang becak tersebut.
Ketua BUMDes Desa Mekar Jaya Padakaton, Suherman mengatakan ketiga becak tersebut dikembalikan pada Jumat (19/12/2025) seperti dimuat Kompas.com.
Suherman menjelaskan, sejak awal pihaknya sudah menyampaikan kepada calon penerima bahwa becak listrik tersebut akan dikumpulkan dan disimpan terlebih dahulu sebelum diserahkan seluruhnya.
“Dari awal kami suruh calon penerima becak untuk mengambil dulu. Karena kami khawatir desa sibuk dengan jumlah bantuan, termasuk bansos, PKH dan lain-lain,” kata Suherman.
Dikatakannya, saat itu Desa Padakaton sedang ramai dengan keluhan warga terkait berbagai bantuan sosial.
Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu kecemburuan sosial jika becak listrik tersebut langsung dibawa pulang oleh penerimanya.
“Di desa kami juga membuka ruang pengaduan sehingga sudah ramai sejak sebulan terakhir. Menyikapi hal ini kami tidak ingin terjadi kecemburuan atau hal lain. Maka dari awal kami sudah sampaikan agar becak tidak langsung dibawa pulang,” ujarnya.
Sebelumnya, Daklan (57) mengaku becak listrik bantuan Presiden Prabowo Subianto yang diterimanya sebenarnya ditarik kembali di tengah perjalanan, kemudian disimpan oleh BUMDes setempat.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (6/12/2025), sesaat setelah pembagian becak listrik ke sejumlah warga.
Daklan mengaku telah mengikuti seluruh prosedur sebagai penerima bantuan, mulai dari pendataan hingga pelatihan penggunaan becak listrik. Namanya resmi tercatat sebagai penerima.
Usai menerima becak, Daklan langsung mengayuhnya dengan niat membawanya pulang.
Namun di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Desa Jagalempeni, Wanasari, ia diminta mampir oleh Ketua BUMDes Mekar Jaya.
“Terus saya naik dan mau bawa pulang. Tapi pas sampai di tengah jalan, saya disuruh berhenti dan Pak Herman naik becak,” kata Daklan saat ditemui, Kamis (18/12/2025).
Menurut Daklan, becak listrik tersebut kemudian diangkut menggunakan mobil pikap dan dibawa ke kantor BUMDes.
Hingga sore harinya, becak yang diharapkannya segera digunakan untuk bekerja belum juga dikembalikan ke rumahnya.
Saat dimintai kejelasan, dia mengaku hanya mendapat jawaban bahwa becak tersebut diambil untuk kepentingan BUMDes.
Daklan mengaku diberi Rp. 50.000 setelah kejadian tersebut.
Namun hal itu tak mengurangi rasa kecewanya, mengingat ia sangat mengharapkan bantuan becak listrik untuk menunjang kehidupannya sehari-hari.
Ia juga menyoroti data penerima bantuan.
Dari tiga nama warga Desa Padakaton yang tercatat sebagai penerima becak listrik, Daklan mengaku satu-satunya yang benar-benar berprofesi sebagai penarik becak.
Menurut dia, dua nama lainnya bukan tukang becak aktif.
Harapan saya sederhana, becak itu bisa langsung saya gunakan untuk bekerja. Tapi sampai saat ini tetap dipertahankan, ujarnya.
Sementara itu, Ketua BUMDes Mekar Jaya, Suherman—yang juga akrab disapa Herman— membantah anggapan becak listrik ditarik atau diambil alih BUMDes.
Ditegaskannya, becak tersebut hanya ditinggalkan sementara di tempat pengolahan sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) KSM Sejahtera Bersama.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






