A ironi di tengah kemajuan zaman. Jika ditemukan fakta, ternyata ketimpangan global diyakini berada pada kondisi ekstrem.
Karena terdapat kurang dari 60.000 multi-miliarder, dan 0,001% miliarder teratas kini menguasai kekayaan tiga kali lebih banyak dibandingkan 50% miliarder termiskin di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Hal ini berdasarkan laporan terbaru Ketimpangan Dunia tahun 2026.
Disusun oleh lebih dari 200 peneliti dan dipublikasikan pada Rabu (10/12) waktu setempat, studi tersebut menyatakan bahwa ketimpangan ini tercermin di semua kategori, karena 10% orang terkaya di dunia kini memiliki hampir tiga perempat dari seluruh kekayaan dunia. Sedangkan kelompok masyarakat termiskin hanya memiliki sekitar 2%.
Sekelompok kecil elit mengendalikan kekuatan ekonomi yang sangat besar, sementara miliaran orang berjuang untuk bertahan hidup, menurut laporan.
Pendapatan dibagi dengan cara yang sama. 10% masyarakat terkaya mempunyai penghasilan lebih besar dari gabungan 90% penduduk lainnya, sementara separuh masyarakat termiskin mempunyai penghasilan kurang dari sepersepuluh pendapatan global.
“Hasilnya adalah dunia di mana kelompok minoritas menguasai kekuatan finansial yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara miliaran orang masih terpinggirkan bahkan dari stabilitas ekonomi dasar sekalipun,” tulis para penulis.
Menurut penelitian tersebut, kesenjangan upah berdasarkan gender “masih terjadi di semua wilayah,” dimana perempuan hanya memperoleh seperempat dari pendapatan tenaga kerja global.
Proporsi perempuan yang memperoleh pendapatan saat ini hampir tidak berubah sejak tahun 1990.
Ketimpangan global sudah terlihat jauh sebelum orang memasuki pasar kerja, kata laporan tersebut.
Rata-rata pengeluaran pemerintah untuk pendidikan per siswa usia sekolah adalah sekitar USD 230 per tahun di Afrika Sub-Sahara, dibandingkan dengan USD 8,600 di Eropa dan USD 10,500 di Amerika Utara dan Oseania, yang mewakili rasio lebih dari 40 banding 1.
Para penulis berpendapat bahwa pengumpulan uang (pajak) dari kelas atas dapat mengurangi kesenjangan ini.
Pajak global sebesar 3% terhadap kurang dari 100.000 orang dengan kekayaan mulai dari puluhan juta hingga miliarder dapat menghasilkan sekitar USD 750 miliar setiap tahunnya.
Angka ini kira-kira sama dengan gabungan total anggaran pendidikan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
Negara-negara miskin terjepit oleh sistem keuangan global yang condong ke negara-negara kaya, menurut penelitian ini.
Negara-negara maju dapat meminjam dengan biaya rendah dan memperoleh keuntungan lebih tinggi di luar negeri, sehingga memungkinkan mereka untuk beroperasi sebagai “financial rent taker”.
Sekitar 1% PDB dunia mengalir dari negara miskin ke negara kaya setiap tahun melalui pembayaran utang, repatriasi keuntungan, dan aliran keuangan lainnya.
Jumlah ini, menurut laporan, hampir tiga kali lipat jumlah bantuan pembangunan global. (*/akr)
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






