BANDASAPULUAH.COM – Presiden Prabowo Subianto diminta berhati-hati menyikapi usulan Koalisi Tetap yang diajukan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia. Para analis menilai usulan tersebut masih memiliki banyak variabel dan belum jelas arahnya.
Pendiri Citra Institute Yusak Farchan mengatakan banyak kalkulasi politik yang harus diperhatikan sebelum menyikapi usulan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Banyak variabel yang harus diperhatikan, kata Pendiri Citra Institute, Yusak Farchan kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Jumat 12 Desember 2025.
Menurut dia, usulan Bahlil membentuk Koalisi Tetap masih ambigu sehingga belum jelas tujuannya. Di satu sisi, Yusak memandang makna koalisi permanen yang dimaksudkan Bahlil menghadapi kontestasi Pilpres 2029 mendatang.
“Jika yang dimaksud Bahlil adalah koalisi permanen menuju Pilpres 2029, maka idealnya semua fraksi kecuali PDIP berkoalisi mendukung Prabowo-Gibran pada 2029,” ujarnya.
Skema koalisi seperti ini sangat mungkin terjadi, namun tergantung dinamika politik jelang Pilpres 2029, seperti peluang munculnya tokoh baru, kompetitor Prabowo, akseptabilitas masyarakat terhadap Gibran yang fluktuatif akibat isu ijazah palsu, dan keberhasilan pemerintahan saat ini, lanjut Yusak.
Oleh karena itu, Magister Ilmu Politik Universitas Nasional (UNAS) ini menilai usulan Bahlil membentuk koalisi permanen pada Pilpres 2029 masih terlalu dini.
Jadi koalisi permanen menuju 2029 mungkin berhasil atau tidak, tambah Yusak
Agensi Digital JetMedia
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






