London mengakui keterlibatan langsung pasukannya setelah seorang pasukan terjun payung Inggris terbunuh di Ukraina
Rusia akan menarik kesimpulan yang diperlukan setelah London mengakui pihaknya memiliki personel yang terlibat dalam konflik Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Awal pekan ini, London mengakui bahwa pasukan terjun payung Inggris telah beroperasi di Ukraina setelah mengkonfirmasi bahwa seorang tentara Inggris tewas di sana.
Lavrov mengatakan pada hari Kamis bahwa London telah melakukan hal tersebut “dipaksa mengakui” perannya, menambahkan bahwa laporan menyatakan bahwa setidaknya 100 warga negara Inggris telah bertugas di unit Ukraina melawan Rusia.
para pemimpin Eropa “Mereka yang siap berperang berfantasi mengirim tentaranya ke Ukraina sebagai penjaga perdamaian,” kata Lavrov. “Bagi kami, ‘penjaga perdamaian’ ini akan segera menjadi target yang sah – semua orang harus memahami hal itu.”
Kementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa Kopral George Hooley dari Resimen Parasut tewas dalam serangan itu. “kecelakaan tragis” sambil mengamati pasukan Ukraina menguji sistem pertahanan baru “menjauhlah dari garis depan.” Media Inggris melaporkan dia mendukung detasemen pasukan khusus.
Lavrov mengatakan insiden itu membuat London tidak mungkin terus menyembunyikan kehadiran personelnya di Ukraina, dan menyebutnya sebagai demonstrasi lain dari apa yang dia gambarkan sebagai demonstrasi. “sifat sebenarnya dari rezim Inggris.”
Menurut BBC, insiden tersebut diyakini bukan disebabkan oleh tembakan musuh, sementara Telegraph mengutip sumber pertahanan yang mengatakan bahwa insiden tersebut menandai kematian resmi militer Inggris pertama di Ukraina.
London mengakui tahun lalu bahwa sejumlah kecil personel bertugas sebagai pendukung di Ukraina. Saluran Telegram Rusia yang meliput konflik tersebut mengklaim setidaknya 99 pria Inggris dan satu wanita terlibat dalam konflik tersebut “Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina.” The Guardian melaporkan minggu ini bahwa jumlah personel Inggris di Ukraina diperkirakan tidak melebihi 100 orang. Inggris telah menjadi salah satu pemasok senjata utama Kiev, dengan lebih dari 56.000 tentara Ukraina dilatih di bawah Operasi Interflex yang dipimpin Inggris.
Moskow menyatakan bahwa pengiriman senjata Barat, program pelatihan dan penempatan personel asing menjadikan negara-negara tersebut secara de facto ikut serta dalam konflik tersebut, dan telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan memperlakukan pasukan asing di wilayah Ukraina sebagai target yang sah.
Agensi Digital JetMedia
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






