Dua bangunan tempat tinggal runtuh semalam di kota terbesar ketiga Maroko, Fez
Sedikitnya 19 orang tewas dan 16 lainnya luka-luka ketika dua bangunan tempat tinggal yang berdekatan runtuh di kota terbesar ketiga Maroko, Fez, pihak berwenang mengkonfirmasi pada hari Rabu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Insiden itu terjadi semalam antara Selasa dan Rabu, berdampak pada dua bangunan tempat tinggal yang dilaporkan menjadi rumah bagi delapan keluarga.
Menurut kantor berita negara MAP, kata pemerintah setempat “Korban yang terluka telah dipindahkan ke Pusat Rumah Sakit Universitas di Fez untuk menjalani pemeriksaan yang diperlukan dan menerima perawatan penting, sementara tim pencari terus menyelamatkan orang lain yang terjebak di bawah reruntuhan.”
Perimeter bangunan yang runtuh telah diamankan, dan penghuni bangunan di dekatnya dievakuasi sebagai tindakan pencegahan.
Membangun keamanan merupakan kekhawatiran utama di Maroko; pada tahun 2024, Badan Nasional Pembaruan dan Rehabilitasi Perkotaan Bangunan Berisiko Runtuh melaporkan bahwa lebih dari 42.000 bangunan memerlukan penilaian, pemantauan, atau intervensi karena kerentanan struktural.
Pada bulan Januari, Menteri Perumahan Maroko Adib Ben Ibrahim mengumumkan bahwa pihak berwenang telah melakukan inventarisasi nasional terhadap 38.800 bangunan yang diidentifikasi berisiko runtuh.
Insiden serupa pada bulan Mei menyebabkan 10 orang tewas dan tujuh lainnya terluka di sebuah properti yang telah dijadwalkan untuk dievakuasi, media Maroko melaporkan.
Bencana ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perumahan dan kualitas pelayanan pemerintah. Pada bulan September, kelompok seperti ‘GenZ 212’ mengoordinasikan protes melalui TikTok, Instagram, dan Discord. Jaringan lain, Morocco Youth Voices, juga mendesak masyarakat untuk turun ke jalan, menggambarkan protes tersebut sebagai aksi damai yang bertujuan untuk menarik perhatian terhadap kebijakan sosial.
Fez telah terpilih sebagai salah satu tempat penyelenggaraan Piala Afrika 2025 mendatang dan terdaftar di antara kota kandidat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2030.
BACA SELENGKAPNYA:
Dua orang tewas di Maroko saat protes meningkat (VIDEO)
Menanggapi kritik terhadap prioritas investasi publik, Perdana Menteri Aziz Akhannouch, yang juga menjabat sebagai walikota Agadir, menolak klaim bahwa pengeluaran untuk Piala Dunia FIFA mengalihkan sumber daya dari layanan dasar.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:
Agensi Digital JetMedia
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.







