ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
– Menteri Pertahanan (Menhan), Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin memberikan peringatan keras terkait ancaman internal yang menurutnya merusak fondasi perekonomian dan keamanan Indonesia.
Berbicara di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Selasa, 9 Desember 2025, Sjafrie menyoroti maraknya praktik korupsi, birokrasi yang curang, dan kesenjangan pengawasan di pelabuhan dan bandara, termasuk aktivitas Bandara IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah, yang sebelumnya sempat membuat heboh nasional.
Dalam kuliah umum tersebut, ia memposisikan persoalan korupsi dan penyalahgunaan wewenang bukan sebagai persoalan administratif, melainkan ancaman terhadap kedaulatan negara.
“Kita punya nikel yang sangat besar, kita punya bauksit yang sangat besar, tapi yang terjadi adalah masyarakat keluar dari pelabuhan tanpa pemeriksaan,” kata Sjafrie merujuk pada temuan pemantauan yang menjadi sorotan masyarakat.
Dia menjelaskan, lemahnya penegakan aturan membuat sebagian pihak merasa leluasa keluar masuk membawa barang tanpa pemeriksaan resmi.
“Masyarakat keluar bandara tanpa diperiksa. Begitu kita lakukan pendisiplinan, kita lakukan pemeriksaan, masyarakat yang biasa lewat (itu) masih merasa tidak ada pemeriksaan. Suatu hari dia lewat dengan membawa barang haramnya, saat ditangkap petugas, ternyata dia lupa hari ini ada pemeriksaan,” ujarnya.
Menurut Sjafrie, praktik tersebut bukan sekedar pelanggaran, melainkan ancaman nyata terhadap kedaulatan ekonomi Indonesia.
“Jadi sebelumnya dia hanya melakukan itu, membawa masuk dan keluar barang-barang ilegal. Bayangkan mahasiswa, begitulah kedaulatan ekonomi kita sekarang terancam oleh masyarakat,” ujarnya.
Menhan Sjafrie menegaskan, generasi muda khususnya pelajar tidak boleh pasif dalam menghadapi permasalahan ini.
Ia menegaskan, mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam menolak korupsi dan perilaku ilegal lainnya.
“Jadi jangan pernah (biarkan), pasti dari Universitas Hasanuddin yang keluar menyerang korupsi, penyerangan yang ilegal,” seru Sjafrie.
“Kalian negarawan, hanya saja belum saatnya duduk di kursi negarawan. Tapi kalian harus menjaga semangat,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan, permasalahan korupsi dan manipulasi data ekspor bukanlah hal baru. Sjafrie bahkan menyebutnya sebagai ‘musuh terselubung’ yang telah menghambat pembangunan selama puluhan tahun.
“Jadi, kita menghadapi musuh tersembunyi yang tidak ingin negara kita bangkit kembali perekonomiannya. Ini sudah ditagih selama 20 tahun,” ujarnya.
Menutup pidatonya, ia mengungkap angka kerugian negara yang diklaimnya mencapai ratusan miliar dolar AS.
“Ini informasi bapak ibu, kerugian negara kurang lebih Rp 800 miliar, tapi ini yang ingin saya ingatkan kepada mahasiswa, bersihkan hati, terima diri bahwa korupsi ini membahayakan bangsa dan negara,” tegas Sjafrie.
Pernyataan Menteri Pertahanan Sjafrie kembali memunculkan sorotan publik terhadap pengelolaan sumber daya strategis, pengawasan pelabuhan dan bandara, serta dugaan kesenjangan pengawasan di kawasan industri besar.
Seruan Sjafrie agar mahasiswa menjadi sepeda motor dalam pemberantasan korupsi juga membuka diskusi baru tentang peran kampus dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa.***
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






