BANDASAPULUAH.COM – Sosok Ayu Puspita, pemilik wedding organizer (WO) yang diduga menipu ratusan calon pengantin, terungkap.
Kasus dugaan penipuan WO Ayu Puspita terungkap dari pengaduan calon pengantin yang menyewa jasa WO Ayu Puspita yang disampaikan melalui unggahan TikTok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Sepupu korban, Nana, mengatakan pernikahan adiknya ricuh dan membuat pengantin menangis.
Saat itu pihak catering yang memesan tidak menyiapkan makanan sesuai pesanan.
Acara dimulai tanpa ada katering sama sekali, ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (7/12/2025), dikutip dari Tribunnews.com.
Keluarga calon pengantin menghubungi pihak catering yang seharusnya disediakan oleh WO Ayu Puspita.
Namun, tanggapan yang diterima tidak jelas.
“Saat dihubungi mereka bilang dekat tapi tidak minta share lokasinya,” kata Nana.
Netizen yang mengaku menjadi korban pun lantas membanjiri kolom komentar.
Para korban juga berkomunikasi lebih lanjut melalui grup chat WhatsApp untuk berbagi informasi.
Dari hasil perbincangan para korban, WO diduga juga memberikan penawaran menggiurkan untuk menggaet pelanggan.
Pemilik WO Ditangkap
Pemilik WO, Ayu Puspita dan empat karyawannya ditangkap Polres Metro Jakarta Utara.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kompol Erick Frendriz mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari korban terkait dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan WO.
Polres Metro Jakarta Utara mendapat laporan dari beberapa wartawan terkait penipuan atau penggelapan yang dilakukan salah satu wedding organizer di wilayah Jakarta, kata Erick di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.
Menurut dia, cara yang digunakan adalah WO menerima bayaran penuh atas penyelenggaraan acara pernikahan, termasuk katering.
Namun pada hari pelaksanaan, layanan tersebut tidak diberikan.
“WO ini sempat mendapat uang untuk mengadakan resepsi, kemudian pada hari itu tidak dilaksanakan sesuai kesepakatan. Misalnya makanan yang seharusnya disajikan di pesta tidak sampai,” kata Erick.
Alhasil, para korban yang merasa dirugikan kemudian membuat laporan polisi.
Erick mengatakan, beberapa korban mengaku telah membayar puluhan juta rupiah.
Saat ini, lima orang PT APS telah ditangkap dan menjalani pemeriksaan intensif di Polres Metro Jakarta Utara.
Ayu Puspita pun diamankan dari penangkapan.
“Ada lima orang yang kami periksa, meliputi pemilik, manajer, dan karyawan,” jelas Erick.
Ayu Puspita dan pegawainya sebelumnya diamankan di kawasan Jakarta Timur setelah warga memberikan informasi kepada polisi.
Mereka kemudian diserahkan ke Polres Metro Jakarta Utara karena ada laporan resmi di daerah tersebut.
Erick mengatakan, jumlah korban diperkirakan masih bertambah.
Termasuk korban lainnya, masih banyak yang datang. Ternyata korban WO juga banyak, ujarnya.
Ia menambahkan, laporan yang masuk ke Polres Metro Jakarta Utara baru satu kali, namun kejadian serupa juga muncul di wilayah lain dan berpotensi ditangani di seluruh kantor polisi.
Terkait kerugian, polisi belum bisa memastikan jumlah totalnya.
Kerugiannya masih dihitung, karena masih banyak korban baru, kata Erick
Pengakuan Ayu Puspita
Ayu Puspita mengaku ada masa finansial dalam usahanya.
Penyidik Polres Metro Jakarta Utara menanyakan kesanggupan Ayu mengatur pernikahan kliennya yang sudah membayar lunas.
“Ini untuk menjawab pelangganmu di depan kantor polisi. Untuk pernikahan tanggal 13 Desember 2025 atas nama Lulu, 21 Desember 2025 atas nama Kurniawan, dan 28 Desember 2025 atas nama Ardita, boleh dilangsungkan nggak?” tanya penyidik.
Sayangnya, Ayu Puspita mengaku tak sanggup melakukannya.
“Hari ini saya masih belum bisa, Pak,” jawab Ayu Puspita dengan suara lemah.
Penyidik mengulangi pertanyaan itu lagi.
Namun Ayu Puspita memberikan jawaban yang kurang tepat.
“Apakah kamu siap atau tidak di masa depan?” kata penyidik.
“Saya belum punya gambaran pasti ke depan pak,” kata Ayu Puspita.
Mendengar jawaban Ayu Puspita, penyidik lalu bertanya lagi namun meninggikan nadanya.
“Mampu atau tidak?! Itu jawabannya,” tanya penyidik.
“Saat ini kami belum bisa pak,” jawab Ayu Puspita.
Uang untuk Uang Muka Rumah
Tercatat 230 calon pengantin menjadi korban dengan total kerugian diperkirakan Rp15 hingga Rp16 miliar.
Dalam video yang diunggah akun @jktnewsreborn, Ayu terlihat mengenakan hijab berwarna hitam dan kemeja bergaris biru putih, sementara para korban terus menyampaikan tuntutannya.
Saat pemeriksaan awal, Ayu menyebut pengelolaan keuangan perusahaannya mengalami kendala serius.
Ia mengaku menerapkan pola menggali lubang untuk menutup lubang, menggunakan pembayaran klien baru untuk membiayai kebutuhan acara klien sebelumnya.
Selain itu, sebagian dana yang diterima digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk pembelian rumah mewah dan jalan-jalan ke luar negeri.
“Saya menggunakan sebagian dana untuk membayar uang muka rumah, tetapi (saya) mencoba menjual rumah tersebut untuk mengembalikan uang klien,” kata Ayu.
Pelanggan tergiur dengan harga murah
Salah satu korban, Satrio Yuda mengaku tergiur dengan salah satu paket pernikahan yang ditawarkan WO Ayu Puspita.
Menurut dia, pkaet yang ditawarkan lebih murah dibandingkan WO lainnya.
“Kami ditawari bonus yang cukup besar. Dari total itu, kami dibayar dalam tiga periode.”
Jadi untuk semester satu uang mukanya 50 persen, lalu pemasarannya biasanya WhatsApp, kata Satrio di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.
“Kalau mau bayar lagi, dapat bonus, jadi banyak yang tergiur.”
“Bonus saya sekitar 14 rumah. Jadi kalau bisa kalau dihitung berbeda, 14 rumah seharga Rp 170 juta itu dianggap murah,” lanjutnya.
Satrio mengungkapkan, dirinya dan rekan-rekannya telah membayar sekitar Rp. 147 juta dari total paket Rp. 170 juta.
Menurut Satrio, sejak awal WO terlihat meyakinkan karena aktif mengikuti pameran pernikahan di berbagai tempat.
Satrio dan rekannya yang merupakan pelanggan WO Ayu Puspita rencananya akan melangsungkan pernikahan pada 24 Januari 2026 di sebuah gedung di Depok, Jawa Barat.
Ia mengaku pertama kali mengetahui permasalahan tersebut dari petugas gedung yang melaporkan kasus viral WO Ayu Puspita pada akhir pekan lalu.
“Gedung ini ada grup rekanan venue. Mereka bilang ke WO Ayu Puspita ada masalah, makanan tidak datang di salah satu acara pasangan itu,” ujarnya.
Dari informasi yang tersebar di grup WhatsApp disebutkan lebih dari 200 calon pengantin menjadi korban dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 16 miliar.
Satrio pun menceritakan nasib korban lainnya yang pernikahannya digelar pada 6 Desember 2025.
Saat itu katering belum juga datang, dekorasi setengah jadi, tamu sudah datang, dan keluarga calon pengantin pingsan karena panik.
Sebagian besar katering tidak muncul. Beberapa desain baru setengah jadi. Semua tamu telah tiba. “Akhirnya ada yang memesan nasi padang dan makanan dari sekitar gedung,” ujarnya.
Saat ini Satrio dan korban lainnya telah membentuk kelompok komunikasi dan membuat laporan resmi ke Polres Metro Jakarta Utara.
Mereka berharap ada solusi jelas dari pihak berwenang.
Harapan saya adalah kami bisa mendapatkan uang kami kembali. “Kalau kita tidak bisa kembali, paling tidak bagaimana acara kita bisa berjalan sebagaimana mestinya,” kata Satrio.
Tokoh Ayu Puspita
Terpisah, Ketua RT 01/RW 05 Desa Ceger, Azli membeberkan sosok Ayu Puspita.
Menurut Azli, Ayu Puspita dikenal sebagai dermawan di lingkungan bisnisnya di kawasan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur.
Ayu membuka usaha WO di Jalan H. Siun II, RT 01/RW 05, Ceger, lima tahun lalu.
Selama itu, Ayu kerap memberikan bantuan kepada warga sekitar tempat usahanya.
Mulai dari membantu gerobak sampah untuk lingkungan, menyediakan makanan setiap kali ada kegiatan masyarakat seperti pengabdian masyarakat, hingga membagikan doorprize saat warga mengadakan acara.
“Kemampuan sosialnya cukup baik. Banyak membantu dalam kegiatan. Membantu membawa gerobak sampah, membantu membawa nasi kotak jika ada acara,” kata Azli.
Hanya saja warga belum mengenal Ayu dan suaminya karena tidak pernah berkomunikasi secara langsung.
Bahkan, pengelola lingkungan hidup dan warga sekitar hanya berkomunikasi dengan karyawan yang tinggal di empat unit rumah yang disewa Ayu sebagai kantor bisnis WO.
Selama menjalankan usahanya, Ayu tidak pernah menyerahkan data kependudukan kepada pengelola lingkungan hidup.
“Kalau dilihat setiap hari Sabtu dan Jumat, wah, di rumah ramai sekali. Yang masak ada tujuh orang, belum lagi mobil angkut untuk acara-acara penunjang bisnis katering,” kata Azli.
Selain memberikan bantuan kepada warga sekitar, Ayu juga diketahui kerap memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu di musala yang tak jauh dari kantor operasional WO.
Agar warga sekitar tidak menyangka WO kini terlibat kasus dugaan penipuan, banyak catering yang tidak diantar pengelola WO ke klien saat pesta pernikahan.
Sejak Minggu (7/12/2025) sejumlah korban penipuan yang telah membayar biaya layanan datang ke kantor WO untuk menuntut ganti rugi atas penipuan yang dialaminya.
“Dia orang baik. Dia suka membantu Bu Ayu. Hampir setiap bulan dia memberikan bantuan kepada anak yatim piatu.”
“Tapi saya tidak ada hubungan keluarga dengan Bu Ayunya,” kata Niman, warga setempat
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






