Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menghabiskan beberapa bulan terakhir untuk memperluas kerja sama mereka melalui serangkaian inisiatif regional dan sektoral. Tidak satu pun dari langkah-langkah tersebut yang dramatis, namun polanya semakin jelas: kedua pemerintah berinvestasi dalam hubungan yang dibangun berdasarkan keterlibatan yang stabil dan bertahap, bukan terobosan-terobosan yang menjadi berita utama.
Salah satu perkembangan terkini yang paling terlihat adalah pembukaan Rumah Sakit Kardiologi Emirates–Indonesia di Solo, sebuah kota di Jawa Tengah yang terkenal dengan tradisi budaya dan warisan kerajaannya. Solo secara tradisional tidak menjadi pusat layanan kesehatan tingkat lanjut; seperti kebanyakan kota-kota menengah di Indonesia, sistem rumah sakitnya menghadapi kendala sumber daya dan kapasitas. Fasilitas kardiologi yang didanai UEA memperkenalkan layanan khusus yang biasanya terbatas di Jakarta atau Surabaya. Apakah rumah sakit dapat memberikan perbaikan jangka panjang akan bergantung pada staf, pemeliharaan jangka panjang, dan kemampuan kota untuk mengintegrasikan fasilitas tersebut ke dalam jaringan kesehatan regional yang lebih luas dan masih terus berkembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diskusi ekonomi juga aktif. Menteri Investasi Indonesia Rosan Roeslani telah beberapa kali bertemu dengan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al-Mazrouei untuk menjajaki kerja sama pengolahan alumina di Kalimantan Barat, perbaikan pelabuhan dan logistik, sistem pengelolaan limbah, dan investasi pusat data. Percakapan ini mencerminkan upaya Indonesia untuk membangun basis industri yang lebih terdiversifikasi dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Bagi UEA, hal ini menawarkan peluang untuk memperdalam keterlibatannya di pasar besar yang masih mengembangkan infrastrukturnya. Meskipun banyak dari proposal tersebut masih dalam tahap penjajakan, laju negosiasi yang stabil menunjukkan bahwa kedua belah pihak melihat potensi tindak lanjut yang konkrit.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kunjungan kerja UEA ke Papua Barat Daya menandai perkembangan penting lainnya. Provinsi yang baru dibentuk ini, terletak di ujung timur Indonesia, dikenal secara internasional karena kekayaan keanekaragaman hayati dan tradisi budayanya yang berbeda, namun provinsi ini menghadapi keterbatasan infrastruktur yang secara historis menghambat investasi. Delegasi yang dipimpin oleh Duta Besar Abdulla Salem Al-Dhaheri bertemu dengan para pemimpin provinsi untuk mengkaji kemungkinan di bidang pariwisata, pertanian, fasilitas maritim, dan industri terkait mineral. Tidak ada kesepakatan yang dicapai, namun kunjungan tersebut mencerminkan minat untuk menilai peluang di luar pusat kegiatan ekonomi yang biasa di Indonesia.
Kerjasama perdagangan berlanjut di bawah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-UEA, dimana para pejabat Indonesia melaporkan peningkatan ekspor minyak sawit, produk otomotif, tekstil dan kertas. Diskusi mengenai peningkatan sertifikasi halal dan ketertelusuran menunjukkan upaya berkelanjutan untuk mengurangi hambatan bagi perusahaan Indonesia yang beroperasi di pasar Teluk. Indonesia juga telah menyatakan minatnya untuk menghidupkan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-GCC yang telah lama terhenti, meskipun kemajuannya akan bergantung pada pertimbangan internal GCC dan bukan pada momentum bilateral saja.
Ikatan pendidikan dan budaya telah tumbuh secara paralel. Kementerian Agama Indonesia menandatangani Letter of Intent dengan Khalifa bin Zayed Foundation untuk mengembangkan alat pembelajaran digital untuk sekolah Islam, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memodernisasi kurikulum dan memperluas akses terhadap teknologi di sekolah dan madrasah Islam yang tersebar luas di negara ini. sekolah berasrama (Pondok Pesantren). UEA juga menjadi tuan rumah forum bahasa dan budaya Arab di Jakarta, dan beberapa universitas di Indonesia—termasuk Universitas Al Azhar di Indonesia—sedang menjajaki kolaborasi dengan institusi Emirat. Peran Indonesia sebagai Tamu Kehormatan pada Pameran Buku Abu Dhabi 2026 diharapkan dapat memperdalam pertukaran budaya jika persiapan berjalan sesuai rencana.
Kerja sama keamanan terus dilakukan secara low profile. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memperbarui kolaborasinya dengan Hedayah, sebuah pusat penelitian dan pelatihan yang berbasis di Abu Dhabi yang terlibat dalam penelitian dan pelatihan tentang pencegahan ekstremisme kekerasan. Pengaturan ini sejalan dengan praktik kerja sama Indonesia yang lebih luas dengan berbagai lembaga internasional dibandingkan hanya mengandalkan satu mitra saja.
Dimensi kemanusiaan muncul ketika kepemimpinan UEA menawarkan dukungan menyusul banjir besar di Sumatera, pulau terbesar kedua di Indonesia. Dikenal karena sumber daya alamnya dan kerentanannya terhadap curah hujan lebat dan tanah longsor, Sumatera sering menghadapi bencana yang membebani infrastruktur setempat. Indonesia pada akhirnya tidak meminta bantuan eksternal, namun tawaran tersebut mencerminkan pola pernyataan kesiapan membantu dalam keadaan darurat.
Secara keseluruhan, perkembangan ini menunjukkan bahwa kerja sama Indonesia-UEA berkembang melalui berbagai jalur. Indonesia sedang mencari mitra investasi yang dapat diandalkan di tengah persaingan global, sementara UEA memandang Indonesia sebagai pasar yang besar dan menjanjikan dengan potensi jangka panjang. Namun kedua belah pihak harus mengatasi hambatan-hambatan praktis: birokrasi yang berlapis-lapis di Indonesia dapat memperlambat pelaksanaan proyek, sementara UEA, yang terbiasa dengan pelaksanaan yang cepat, mungkin perlu beradaptasi dengan proses-proses ini.
Sebagai 50th Pada peringatan pendekatan hubungan diplomatik pada tahun 2026, kedua pemerintah kemungkinan akan menyoroti inisiatif ini sebagai bukti peningkatan keterlibatan. Tingkat dampak jangka panjang akan bergantung pada kejelasan peraturan, koordinasi antar lembaga, dan kemampuan untuk menerjemahkan diskusi eksplorasi menjadi proyek yang berfungsi.
Untuk saat ini, hubungan tersebut diperkuat melalui kerja sama sektor per sektor yang konsisten, dan bukan melalui terobosan besar—sebuah cerminan dari kepentingan pragmatis kedua belah pihak dan sebuah tren yang kemungkinan akan terus berlanjut.
Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan redaksi BANDASAPULUAH.COM.
Agensi Digital JetMedia
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






