ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BANDASAPULUAH.COM – Video respon asisten digital berbasis kecerdasan buatan (AI) Universitas Gadjah Mada (UGM) mendadak viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang AI bernama LISA atau Lean Intelligent Service Assistant menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo bukan alumni UGM.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Pernyataan itu muncul saat pengguna memasukkan kalimat ‘jokowi alumni ugm’. LISA kemudian memberikan jawaban yang membingungkan. Ia menyatakan, Jokowi bukan alumni UGM, namun ia menambahkan, Jokowi menyelesaikan pendidikan tinggi di Fakultas Kehutanan UGM namun tidak lulus. Pernyataan yang saling bertentangan ini memicu kegemparan publik.
“Joko Widodo bukan alumni Universitas Gadjah Mada. Ia menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan, namun tidak lulus dari sana. Sebagai tokoh nasional, ia memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang beragam sebelum akhirnya terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai Presiden Indonesia”
UGM pun memberikan klarifikasi resmi. Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana membenarkan bahwa LISA merupakan produk internal kampus hasil kolaborasi UGM dan Botika. Dijelaskannya, LISA merupakan bagian dari program UGM University Service yang dikembangkan oleh Biro Transformasi Digital dan Direktorat Kemahasiswaan UGM untuk memberikan layanan informasi terpadu bagi mahasiswa dan masyarakat.
“Database pengetahuan LISA hanya sebatas data dan informasi internal UGM terkait bidang akademik, kemahasiswaan, administrasi, dan pengembangan pribadi. Namun tidak memuat data dan informasi pribadi,” kata Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana dalam keterangannya.
Made menegaskan, LISA berbeda dengan AI komersial seperti ChatGPT atau Gemini. Basis datanya hanya sebatas informasi internal kampus yang berkaitan dengan bidang akademik, kemahasiswaan, administrasi dan pengembangan diri. LISA tidak memuat data pribadi tokoh masyarakat, termasuk alumni.
Menurut Made, LISA saat ini masih dalam tahap awal peluncuran dan terus dikembangkan melalui proses pelatihan yang berkelanjutan. Dijelaskannya, LISA belajar dari dua sumber, yaitu data internal UGM dan informasi internet ketika data internal tidak tersedia. Proses belajar dari internet dapat menimbulkan ketidakakuratan.
Menanggapi jawaban yang viral tersebut, Made menyebut tanggapan LISA tidak konsisten. Ia mengatakan, LISA memberikan informasi yang kontradiktif terkait status alumni dan status kelulusan Presiden Jokowi. Hal ini, menurut Made, menunjukkan bahwa AI tidak dirancang untuk menjamin kelulusan seseorang dan masih perlu ditingkatkan kemampuannya.
“Informasi yang disampaikan LISA tentang Joko Widodo terkesan tidak konsisten. LISA menyatakan Joko Widodo bukan alumni, namun juga menyatakan menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan UGM.” kata Made.
“Di sini terlihat informasi kedua ini membantah informasi pertama. Ketidakkonsistenan ini juga terlihat dari informasi berikutnya yang menyatakan Joko Widodo tidak lulus padahal sebelumnya ia menyatakan menyelesaikan pendidikannya di UGM,” lanjut Made.
UGM menyatakan pihak kampus telah memastikan Presiden Joko Widodo merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM, seperti yang sebelumnya dibenarkan Rektor dalam video resmi kampus.
Di sisi lain, UGM memastikan pengembangan LISA terus dilakukan, termasuk peningkatan pengetahuan agar kasus serupa tidak terulang kembali.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






