ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BANDASAPULUAH.COM – Bau lumpur bercampur kesedihan menyelimuti Kampung Tengah, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Di tengah rusaknya lahan akibat banjir bandang dan tanah longsor, sebidang tanah sederhana kini menjadi tempat peristirahatan terakhir puluhan korban tragedi tragis tersebut.
Lahan kosong yang sehari sebelumnya masih tak tersentuh kini menjadi kuburan massal warga yang nyawanya terbawa arus galodo pada akhir November 2025.
Dengan peralatan seadanya, tanpa menunggu dukungan logistik, warga Kampung Tengah terpaksa mengambil keputusan berat: menguburkan jenazah korban secara massal untuk mencegah pembusukan dan risiko penyebaran penyakit.
Sejak Sabtu (29/11/2025), mereka bekerja secara shift, menggali kuburan, menata jenazah, bahkan mengiringi salat sederhana di tengah tanah lempung dan cuaca tidak bersahabat.
Ium, salah satu warga, menggambarkan bagaimana setiap penemuan jenazah membawa luka baru bagi masyarakat.
“Sampai Kamis (12/4/2025), sudah sekitar 33 jenazah yang dikuburkan. Ada 20 jenazah dalam satu lubang. Ada yang organ tubuhnya tidak lengkap. Daripada membusuk, langsung kita kubur,” ujarnya.
Proses pencarian dan identifikasinya sangat sulit. Banyak jenazah yang ditemukan dalam kondisi tidak lengkap, bahkan ada yang hanya sebagian tubuhnya saja.
“Hanya bagian pahanya yang tersisa…ada pula yang terpotong arus,” ucap Ium lirih.
Beberapa jenazah sama sekali tidak dapat dikenali. Kedua jenazah tersebut langsung dimakamkan tanpa identitas karena tidak ada keluarga yang datang untuk mencocokan ciri-cirinya.
Keputusan ini harus diambil secepatnya, karena waktu dan cuaca tidak bisa bersatu. Setiap jam keterlambatan berarti risiko kesehatan bagi warga meningkat.
Di lokasi pemakaman massal, warga terlihat bekerja tanpa kenal lelah. Ada yang mencangkul tanah basah, ada yang mengangkat kantong jenazah, dan ada pula yang berdiri di pinggir kuburan sambil berdoa.
Adegan tersebut menyampaikan kesedihan yang tenang, namun juga tekad yang luar biasa.
Di desa yang telah kehilangan begitu banyak nyawa ini, solidaritas adalah satu-satunya kekuatan.
Pemakaman massal ini hanyalah salah satu bagian dari duka panjang yang dialami warga Kampung Tengah.
Proses evakuasi masih berlangsung di titik-titik yang sulit dijangkau, dan jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Di balik gundukan tanah basah yang baru tertutup, ada puluhan kisah kehidupan yang terhenti.
Tanah tersebut kini menjadi monumen anonim, pengingat betapa besarnya kekuatan alam dan betapa besarnya ketahanan masyarakat yang tetap berdiri di tengah kehancuran.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






