BANDASAPULUAH.COM -Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Absar Abdalla mengecam keras kelompok yang menolak segala aktivitas pertambangan dan memandang alam sebagai sesuatu yang tidak boleh disentuh sama sekali.
Menurutnya, masyarakat Indonesia menikmati hampir semua produk pertambangan, mulai dari telepon seluler, energi, listrik, hingga peralatan kerja sehari-hari. Oleh karena itu, menurutnya, aktivitas pertambangan tidak mungkin bisa dihilangkan seluruhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kritik Ulil kemudian ditanggapi Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar dengan gaya sindirannya yang khas.
“Ibarat 17 Agustus main tarik tambang,” canda sosok yang akrab disapa Cak Imin itu lewat akun X miliknya, Rabu 3 Desember 2025.
Di sisi lain, Ulil menegaskan, penambangan juga harus dilakukan sesuai aturan yang tidak merusak lingkungan dan harus dibarengi dengan mitigasi kerusakan.
Baginya, kekayaan alam berupa mineral, emas, nikel, serta migas merupakan anugerah Tuhan bagi Indonesia dan harus dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa.
Masih soal pertambangan, Ulil sebelumnya juga menyebut kisruh di tubuh PBNU disebabkan oleh perbedaan pandangan antara Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dengan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Usut punya usut, perbedaan tersebut berkaitan dengan investor yang akan membantu pengurusan izin pertambangan yang diberikan pemerintah kepada PBNU.
Gus Yahya disebut ingin mengganti investor sesuai keinginan pemerintah saat ini. Pasalnya, investor sebelumnya dianggap tidak memiliki posisi politik yang kuat.
Meski demikian, Gus Ipul tetap ingin mempertahankan investor lama, karena sudah berhubungan sejak era kepemimpinan mantan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






