BANDASAPULUAH.COM -Ajakan taubat yang disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kepada menteri dalam konteks bencana alam Sumatera dinilai tidak bijaksana.
Pernyataan tersebut sangat tidak tepat dan tidak bijaksana, apalagi jika disampaikan di depan umum dalam suasana yang menyedihkan. “Kita harus lebih fokus pada upaya membantu masyarakat yang terkena bencana,” kata Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, Selasa, 2 Desember 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Sebagai menteri, Cak Imin seharusnya berkonsentrasi membantu presiden menyelesaikan permasalahan bencana yang menimpa masyarakat di berbagai daerah. Hal ini lebih bijak dibandingkan saling menyalahkan sesama rekan di kabinet.
“Kerusakan hutan bukanlah permasalahan yang terjadi dalam waktu singkat, namun merupakan akibat dari kebijakan yang telah berlangsung lama,” kata Firman.
Oleh karena itu, dia berharap para pejabat di kementerian lebih bijak dalam menyampaikan pernyataan, apalagi di situasi menyedihkan seperti saat ini.
Meski pernyataan pertobatan Nasuha hanya sekedar lelucon, namun tak pantas diucapkan di depan publik dan media dalam suasana sedih, kritiknya.
Pernyataan taubat Nasuha disampaikan Cak Imin saat memberikan sambutan dalam acara Workshop Kepala Sekolah Program Vokasi Go Global, di Bandung, Jawa Barat, Senin, 1 Desember 2025.
Dalam kesempatan itu, Cak Imin mengaku sudah mengirimkan surat kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Isinya meminta evaluasi total terhadap seluruh kebijakan pemerintah dan langkah ke depan.
“Bahasa NU adalah nasuha taubat. Nasuha tobat itu satu kuncinya, evaluasi kebijakan total, semua aspek dimulai dari memikirkan apa yang kita lakukan dan apa yang kita lakukan. Kiamatnya belum dekat, kiamat sudah terjadi karena kelalaian kita sendiri,” kata Cak Imin.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






