Pemilihan presiden di Honduras telah memasuki fase tegang dan tidak pasti setelah pihak berwenang dilaporkan menghentikan penghitungan suara sekitar 47 persen. Situasi ini mendapat reaksi cepat dari Presiden AS Donald Trump, yang melalui Social Truth menuntut transparansi penuh dan penghitungan setiap surat suara. Pernyataan Trump meningkatkan perhatian internasional terhadap proses politik yang sudah bergejolak.
Respons Keras Trump
Presiden Trump menyuarakan keprihatinan atas laporan bahwa pejabat Honduras telah berhenti menghitung suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Tampaknya penghitungan suara terhenti. Sangat penting bagi komisi untuk menyelesaikan penghitungan suara. Ratusan ribu warga Honduras harus menghitung suaranya. Demokrasi harus menang!” dia menulis.
Trump menambahkan peringatan tajam: “Sepertinya Honduras sedang mencoba mengubah hasil pemilihan presiden. Jika mereka melakukannya, konsekuensinya akan sangat tinggi.”
Margin Sangat Tipis
Menurut Dewan Pemilihan Nasional (CNE) Honduras, sejauh ini hanya 47 persen surat suara yang telah dihitung. Kandidat Partai Konservatif saat ini, Nasry Asfura, mengalahkan mantan pembawa acara TV Salvador Nasralla dengan hanya selisih 515 suara, sehingga memperdalam ketegangan seputar pemilu.
Pernyataan ‘Dasi Teknis’
Presiden CNE Ana Paola Hall menggambarkan situasi ini sebagai “keterikatan teknis,” sebuah pernyataan yang semakin menyoroti ketidakpastian dan menambah tekanan pada petugas pemilu untuk melanjutkan dan menyelesaikan penghitungan suara.
Trump Sebelumnya Mendukung Asfura
Kritik Trump muncul tak lama setelah dia secara terbuka mendukung Asfura dan bahkan menyarankan dia akan memaafkan mantan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez. Pernyataan terbarunya dipandang sebagai upaya untuk mempengaruhi transparansi proses tersebut.
Jutaan Orang Pergi ke Tempat Pemungutan Suara
Lebih dari 6 juta warga Honduras memberikan suara mereka untuk memilih tidak hanya presiden berikutnya tetapi juga wakil presiden, 128 anggota parlemen nasional, 20 perwakilan Parlemen Amerika Tengah, dan 298 walikota.
Kandidat yang memperoleh suara terbanyak akan menjabat pada 27 Januari 2026 menggantikan Presiden saat ini Xiomara Castro.
Agensi Digital JetMedia
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






