Connie Surati Presiden Peringatan Polemik Morowali Bisa Jadi Bom Waktu

Jumat, 28 November 2025 - 03:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Connie Surati Presiden Peringatan Polemik Morowali Bisa Jadi Bom Waktu

i

Connie Surati Presiden Peringatan Polemik Morowali Bisa Jadi Bom Waktu

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

BANDASAPULUAH.COM – Kritik tajam terhadap keberadaan Bandara PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, disampaikan pakar militer dan pertahanan kepada pemerintah melalui surat terbuka yang ditujukan langsung kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Bandara yang dibangun pada era Presiden ke-7 RI Joko Widodo ini dinilai bermasalah karena beroperasi tanpa kehadiran pejabat negara, termasuk tanpa petugas dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Situasi ini, menurut Connie, menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan wilayah udara dan integritas pengawasan negara.

Dalam surat terbuka tertanggal 27 November 2025, Connie menyampaikan keprihatinan mendalam atas lemahnya pengawasan negara terhadap kawasan industri strategis Morowali yang saat ini berkembang pesat namun tidak dibarengi dengan sistem keamanan dan tata kelola yang memadai.

Baca Juga :  394 Ribu Kendaraan yang Diblokir Tak Bisa Lagi Beli Pertalite dan Solar Subsidi, Coba Cek Apakah Anda Termasuk

“Morowali – wilayah yang tidak hanya berperan penting dalam perekonomian nasional, tetapi juga menyentuh inti kedaulatan data, kedaulatan industri, dan kedaulatan keamanan nasional. Morowali berkembang jauh lebih cepat dibandingkan sistem pengawasan negara,” tulis Connie.

Ditegaskannya, investasi besar baik asing maupun dalam negeri terjadi tanpa adanya mekanisme pengendalian yang terintegrasi sebagaimana disyaratkan dalam berbagai regulasi, mulai dari UU Informasi Geospasial, UU Minerba, Perpres Hilirisasi, UU TNI, hingga regulasi pengamanan objek vital.

“Keterlambatan negara dalam memperkuat koordinasi telah menimbulkan kesenjangan strategis mulai dari pemantauan data geospasial, kehadiran tenaga kerja asing, potensi kebocoran informasi, hingga lemahnya integrasi keamanan regional,” tegas Connie.

Menurutnya, Morowali bukan sekadar kawasan industri, melainkan titik strategis dalam perebutan pengaruh global atas mineral kritis atau material tanah jarang.

Baca Juga :  Ira Puspadewi tidak bisa disamakan dengan Tom Lembong

“Ketika data geospasial, perizinan, tata ruang, dan infrastruktur digital tidak sepenuhnya berada dalam kendali negara, maka kita membuka pintu terhadap risiko yang jauh lebih besar dari sekedar masalah ekonomi – yaitu kehilangan kendali atas jantung strategis negara,” lanjutnya.

Dalam surat tersebut, Connie menyoroti lemahnya koordinasi antar lembaga seperti BIG, ESDM, Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, TNI, Polri, dan Pemerintah Daerah yang dinilainya sering berjalan parsial dan tidak sistemik. Kondisi ini menimbulkan “ruang abu-abu” dalam pengawasan Morowali.

“Negara tidak boleh ketinggalan dalam arus investasi, apalagi dalam mengamankan informasi dan aset penting,” ujarnya.

Connie kemudian menyampaikan lima rekomendasi kepada Presiden Prabowo. Menginstruksikan audit komprehensif tata kelola data, keamanan dan investasi di Morowali. Kemudian memperkuat peran BIG sebagai otoritas tunggal atas data geospasial tanpa kecuali.

Baca Juga :  Limbah Pabrik Kertas Bisa Menjadi Rahasia Energi Bersih yang Murah

Kemudian membangun Komando Pengawasan Obvitnas Terpadu yang melibatkan TNI, Polri, BIG dan instansi teknis, merevisi mekanisme perizinan yang dinilai terlalu sektoral dan menekankan Morowali sebagai kawasan kedaulatan strategis, bukan sekadar kawasan investasi.

“Saya mengirimkan surat ini bukan untuk menyalahkan siapapun, namun untuk mengingatkan bahwa: kelalaian terhadap objek vital adalah kelalaian terhadap kedaulatan. Dan kedaulatan tidak bisa ditawar,” tegas Connie.

Ia berharap Presiden Prabowo mengambil langkah cepat, tegas, dan cerdas untuk memperkuat fondasi kedaulatan negara di kawasan industri strategis tersebut.

“Indonesia membutuhkan kepemimpinan Presiden untuk memperbaiki kelemahan struktural ini agar tidak menjadi bom waktu bagi masa depan Republik,” pungkas Connie Rahakundini Bakrie.

Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

“Kami Terkejut”: Para Ilmuwan Menemukan Ladang Hidrotermal Besar-besaran di Mediterania
22 Juta Orang Amerika Menghirup Polusi Udara Tingkat Tidak Aman Dari Aktivitas Rumah Tangga Biasa Ini
Bawa Genset dan Logistik, Gubernur Aceh Terbang ke Beutong Ateuh Banggalang Nagan Raya
Tingkah Tak Biasa Epy Kusnandar Sehari Sebelum Meninggal, Katanya ‘Pertemuan Terakhir’
Kapolda Babel Pimpin Penanaman Pohon Serentak, Komitmen Jaga Lingkungan
PBB membunyikan alarm atas serangan udara Israel yang berulang kali terhadap penjaga perdamaian di Lebanon – BANDASAPULUAH.COM
Demonstrasi mahasiswa di Jerman memprotes berita undang-undang wajib militer
Program Pelayanan Prima Warbinling, Bripka Leo Bhabinkamtibmas Serap Aspirasi Warga –

Berita Terkait

Sabtu, 6 Desember 2025 - 08:18 WIB

“Kami Terkejut”: Para Ilmuwan Menemukan Ladang Hidrotermal Besar-besaran di Mediterania

Sabtu, 6 Desember 2025 - 07:57 WIB

22 Juta Orang Amerika Menghirup Polusi Udara Tingkat Tidak Aman Dari Aktivitas Rumah Tangga Biasa Ini

Sabtu, 6 Desember 2025 - 07:36 WIB

Bawa Genset dan Logistik, Gubernur Aceh Terbang ke Beutong Ateuh Banggalang Nagan Raya

Sabtu, 6 Desember 2025 - 06:54 WIB

Tingkah Tak Biasa Epy Kusnandar Sehari Sebelum Meninggal, Katanya ‘Pertemuan Terakhir’

Sabtu, 6 Desember 2025 - 06:33 WIB

Kapolda Babel Pimpin Penanaman Pohon Serentak, Komitmen Jaga Lingkungan

Berita Terbaru