BANDASAPULUAH.COM — Pengamat politik sekaligus akademisi Rocky Gerung menilai kasus ijazah Presiden Joko Widodo atau Jokowi memasuki babak baru setelah 8 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, termasuk Roy Suryo Cs.
Menurut Rocky, langkah hukum ini sebenarnya bisa membuka ruang lebih luas untuk mengkaji berbagai persoalan politik era Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Selain itu, kata Rocky, jika kasus ini dibawa ke pengadilan, bisa menjadi “panggung besar” untuk meninjau kembali berbagai tudingan masyarakat terhadap kekuasaan yang ada saat Jokowi menjadi presiden.
Ia yakin persidangan bisa menghadirkan saksi ahli yang akan menilai konsistensi pernyataan Jokowi, termasuk gaya komunikasi politiknya.
Kecurigaan terhadap ijazah Jokowi sejalan dengan kebiasaan Jokowi berbohong. Jadi harus diperiksa psikologinya, kata Rocky dalam wawancara yang diunggah di Channel YouTube Resmi Rocky Gerung, Senin (17/11/2025).
Ia menambahkan, sifat dan karakter Jokowi akan diuji di pengadilan.
Karakter Pak Jokowi yang bilang A tapi maksudnya B, akan diuji, kata Rocky.
Dia mengatakan, permintaan masyarakat agar Jokowi berbicara langsung terkait status ijazahnya akan dipenuhi dalam persidangan.
Akhirnya kita memasuki episode atau tahapan yang paling membuat Pak Jokowi frustrasi karena akhirnya harus ke pengadilan untuk mengajukan pengaduan lisan, jelas Rocky.
“Jokowi harus menyampaikan secara lisan kepada bangsa ini tentang status ijazahnya,” kata Rocky.
Ia menilai persoalan ini bukan lagi sekedar persoalan penindakan hukum, melainkan menyangkut hak-hak masyarakat yang sudah bertahun-tahun tidak terjawab.
Rocky juga mengatakan, persoalan itu muncul saat Jokowi masih menjabat sebagai kepala negara sehingga dokumen tersebut, menurutnya, secara moral sudah menjadi domain publik.
Gugatan terhadap ijazah Jokowi itu muncul karena dia menduduki jabatan publik. Jadi ijazah itu bukan lagi milik pribadi, tapi milik publik, kata Rocky.
Rocky menilai polemik ijazah Jokowi terkait dengan berbagai persoalan lain, termasuk tudingan terkait ijazah putranya, Gibran Rakabuming Raka.
Dia mengatakan dinamika tersebut memicu kondisi psikologis baru bagi keluarga Jokowi.
“Setelah kasus ini beredar dan dikaitkan dengan kasus Gibran…dia (Jokowi) mulai panik,” kata Rocky.
Rocky bahkan menilai uji coba tersebut bisa menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk mengkaji berbagai kebijakan besar pemerintahan Jokowi, seperti proyek kereta cepat, Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN), dan konsistensi pernyataan pemerintah selama 10 tahun terakhir.
“Persoalan ijazah ini akan membuka kotak Pandora…apa yang dilakukan Jokowi terkait demokrasi, konstitusi, dan proyek-proyek besar,” ujarnya.
Jadi, menurut Rocky, teater baru akan dibuka kembali untuk melihat apa yang ada di balik layar selama 10 tahun pemerintahan Jokowi.
Gosip politik Jokowi justru menciptakan kenyamanan masyarakat atau justru menyembunyikan kejahatan masyarakat, kata Rocky.
Karenanya, Rocky yakin uji coba penerbitan ijazah ini akan membuka kotak Pandora.
Faktanya, selama 10 tahun, apa yang dilakukan Jokowi untuk demokrasi pasti berdampak negatif. Konstitusi dikhianati. Tinggal satu pertanyaan tersisa. Benarkah dalam proses pengkhianatan demokrasi dan penutupan persoalan diplomasi, terjadi transaksi antar elite? kata Roy.
Sebab menurut Roy, keuntungan finansial bisa diperoleh melalui proyek dan segala macamnya.
Jadi yang akan diuji sebenarnya apa yang melatarbelakangi persoalan ijazah ini. Masyarakat ingin tahu, malah mereka secara hipotesis menuduh Jokowi lebih korup, merusak pikiran, merusak ijazah, atau merusak konstitusi demi kekuasaannya, yang berimplikasi pada penumpukan keuangan untuk bermain politik. Itu intinya, jelas Rocky.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






