BANDASAPULUAH.COM – Musyawarah Nasional VI Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS) yang digelar pada 28–29 Juni 2025 di Jakarta, tak hanya menjadi ajang konsolidasi organisasi, tetapi juga panggung nyata demokrasi yang hidup di tengah komunitas perantau.
Suasana sidang yang berlangsung selama dua hari dipenuhi dengan dinamika adu argumentasi dari para peserta, khususnya para utusan dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) yang hadir dari berbagai penjuru Indonesia.
Wakil Sekretaris Organizing Committee (OC) Munas VI PKPS, Ahman Nurdin menyebut bahwa dinamika tersebut merupakan cerminan dari semangat dan kepedulian para perantau terhadap keberlanjutan organisasi PKPS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengaku menyaksikan langsung bagaimana berbagai pendapat, usulan, hingga perdebatan tajam bermunculan dalam forum, namun tetap dilandasi oleh rasa saling menghargai dan tujuan yang sama: membesarkan PKPS dan membangun Pesisir Selatan.
“Di dalam arena sidang, kita melihat bagaimana para utusan DPW dan DPD begitu semangat menyampaikan gagasan dan mempertahankan argumen masing-masing. Ini menunjukkan bahwa PKPS adalah organisasi yang hidup, dan dihuni oleh kader-kader yang kritis dan bertanggung jawab,” ujar Ahman, saat dimintai keterangan usai penutupan Munas.

Meski forum berlangsung dengan tensi tinggi di beberapa sesi, namun suasana tetap terjaga dalam semangat kekeluargaan. Hal ini, menurut Ahman, tidak terlepas dari peran penting pimpinan sidang yang dipilih oleh peserta Munas dari unsur DPP, DPW, dan DPD.
Pimpinan sidang dinilai memiliki kepiawaian dalam merespons dinamika yang muncul, menjaga jalannya forum, dan menyatukan berbagai pandangan menjadi keputusan bersama.
“Tanpa kemampuan pimpinan sidang yang begitu sigap dan bijak, forum bisa saja berjalan alot atau bahkan tidak produktif. Tapi yang terjadi justru sebaliknya — mereka berhasil menyinkronkan berbagai pendapat dan merumuskan keputusan yang bisa diterima oleh semua pihak,” tambah Ahman.
Ia juga menyebut bahwa keberhasilan mengelola dinamika dalam Munas ini harus menjadi inspirasi dalam perjalanan PKPS ke depan. Demokrasi yang terbuka, sehat, dan tetap dalam bingkai persatuan harus terus dirawat di setiap tingkatan organisasi.
Dengan berakhirnya Munas VI dan terpilihnya kepemimpinan baru, Ahman berharap seluruh elemen PKPS tetap menjaga semangat musyawarah, solidaritas, dan gotong royong.
“Apa yang terjadi di Munas ini adalah bukti bahwa kita mampu bersatu dalam perbedaan, dan itu adalah kekuatan utama PKPS sebagai rumah besar perantau Pesisir Selatan,” tutupnya.





