BANDASAPULUAH.COM – Maret 2024 menjadi bulan yang kelam bagi warga Kampung Batu Bala, Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan.
Banjir bandang yang melanda wilayah ini menghancurkan lebih dari 42 rumah, mengubah kehidupan ratusan warga menjadi penuh ketidakpastian dan kesulitan.
Hingga kini, banyak dari mereka masih bertahan di rumah yang tidak layak huni, menunggu kepastian yang tak kunjung tiba dari pihak berwenang.
Setelah banjir, kehidupan di Batu Bala berubah drastis. Banyak warga yang kehilangan rumah terpaksa mencari tempat tinggal sementara.
Sebagian menumpang di rumah keluarga yang masih tersisa, sementara yang lain menyewa rumah di luar kampung.
Namun, ada pula yang tetap bertahan di rumah mereka yang rusak, meski hanya tinggal setengah.
Aliran sungai yang sudah mengarah ke permukiman warga membuat daerah ini tidak lagi aman untuk ditinggali.
Darwis, salah seorang warga yang rumahnya hancur, berbagi cerita pilu tentang kondisi mereka. “Kami tidak nyaman lagi tinggal di sini,” katanya.
Ia mengatakan, sekarang kebetulan musim panas, tapi saat musim hujan tiba, ia mengaku sangat takut.
Sungai naik sedikit saja, ia sudah mengungsi. Kaum bapak pun takut meninggalkan anak istri di rumah yang seperti ini.
“Kami umumnya bermalam di ladang untuk mengampo gambir. Jika hujan turun, kami harus segera kembali ke rumah, padahal kami punya banyak tanggung jawab. Anak-anak kami sekolah, ada yang kuliah juga, belum lagi utang di bank yang harus kami bayar tiap bulan,” tambahnya.
Pak Kamal, yang rumahnya kini hanya tinggal puing, turut mengungkapkan kekhawatirannya.
“Kalau bantuan makanan dan pakaian, kami bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak. Tapi bantuan rumah yang sangat kami butuhkan saat ini. Pihak wali nagari sudah mendata keluarga yang rumahnya rusak berat seperti kami ini, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasannya,” ujarnya dengan nada kecewa.
Dalam upaya mencari informasi lebih lanjut, penulis menghubungi salah seorang tokoh muda masyarakat Batu Bala, yang rumah orang tuanya juga hancur parah akibat banjir.
“Warga yang rumahnya berada di pinggir sungai dan yang rusak berat akan direlokasi oleh pemerintah,” jelasnya.
“Data sudah ada di pemerintah nagari dan sudah dilaporkan ke kecamatan. Bahkan, pemerintah kecamatan dan unsur-unsur terkait sudah turun ke lapangan untuk melihat lokasi baru tempat warga akan dibangunkan rumah. Namun, entah di mana kendalanya, masyarakat masih menunggu harapan yang tidak jelas seperti ini.”
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Penulis : Joni Darma Fitra
Editor : Afrizal
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya