BANDASAPULUAH.COM – Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) terus berupaya dalam percepatan penurunan angka stunting. Berbagai upaya dilakukan agar angka stunting di Pasaman Barat bisa turun mencapai target pemerintah pusat, yakni 14 persen di tahun 2024 mendatang.
Selasa (28/11) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pasbar melakukan Lokakarya dan Focus Group Discussion (FGD) Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Bersama Tokoh Lintas Agama dan Budaya untuk percepatan penurunan angka stunting di Pasbar, yang dipimpin oleh Wakil Bupati Risnawanto selaku Ketua TPPS Pasaman Barat, di Aula Bappelitbangda setempat.
“Hari ini kita adakan grup diskusi dengan tokoh lintas agama dan budaya serta stakeholder terkait lainnya, agar persoalan stunting ini bisa ditangani dengan baik. Karena Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan hasil survei angka stunting cukup tinggi, yakni 35,5 persen. Sehingga perlu kita tentukan langkah apa saja yang akan kita lakukan,” ucap Wabup Risnawanto saat memimpin lokakarya dan FGD tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wabup Risnawanto menjelaskan bahwa stunting tidak hanya dipengaruhi oleh kesehatan, makanan, sanitasi, namun juga dipengaruhi oleh pola asuh anak. Untuk itu, ia menegaskan pentingnya upaya bersama lintas sektor untuk langkah dalah upaya percepatan penurunan angka stunting di Pasbar.
“Inilah upaya kita bersama dengan lintas sektor hari ini, membahas stunting dan menentukan langkah dari lintas sektor agama dan budaya. Karena stunting tidak hanya dipengaruhi oleh kesehatan, makanan, sanitasi, namun juga soal pola asuh. Seperti Kemenag dalam hal ini juga terlibat aktif karena calon pengantin yang akan melahirkan anak. Sehingga perlu diberikan pembekalan dan pemahaman sebelum melakukan pernikahan. Untuk itu, saya berharap kepada semua stakeholder terkait yang terlibat untuk aktif setelah mengikuti ini. Seperti Da’i Nagari atau KUA di kecamatan, untuk menekankan khutbah Jumat itu tentang perilaku dan pola asuh di dalam keluarga. Pada intinya segala upaya akan kita lakukan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Pasaman Barat Ikhwanri mengajak semua pihak untuk bekerjasama, karena persoalan stunting merupakan persoalan bersama yang perlu dibahas dari segala sisi.
“Salah satu upaya yang kita lakukan dengan menggandeng perusahaan untuk menangani ini. Sekarang kita lakukan juga diskusi dengan lintas agama, lintas budaya dengan harapan penanganan stunting ini menjadi tepat sasaran,” katanya.