BANDASAPULUAH.COM – Jalan tembus Kambang, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan dengan Muara Labuh, Kabupaten Solok Selatan dinilai sulit terwujud. Ada beberapa alasan mengapa jalan tembus dua kabupaten itu sulit tereliminasi.
Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sumatera Barat Era Sukma Munaf Datuak Mangkudum mengatakan, jalan tembus tersebut berada dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Sehingga, membutuhkan izin dari pusat untuk pembangunannya.
Era Sukma mengatakan, ada dua rekomendasi untuk pembangunan jalan tersebut bila tidak merusak kawasan TNKS. Keduanya yaitu terowongan dan jalan layang (flyover).
Akan tetapi, kata dia, pembangunan jalan berupa terowongan ataupun jalan layang akan menelan anggaran yang besar.
“Kalau terowongan, satu kilometernya bisa habis Rp1 Triliun begitu pula dengan jalan layang,”, ujar Era pada bandasapuluah.com.
Era menilai, bila diajukan berupa jalan layang, tidak memungkinkan untuk di setejui oleh pemerintah. Opsi paling memungkinkan untuk pembangunan jalan tersebut adalah terowongan.
“Kalau terowongan tentu tidak akan merusak hutan, tidak menggangu habitat, tidak akan mengganggu yang diatasnya, tapi biayanya besar. Bisa satu triliun untuk satu kilometernya,” terang Era.
Selain itu, ia menilai tingkat kebutuhan pembangunan jalan tembus itu juga belum terlalu penting dan mendesak.
Pembangunan jalan itu bisa dibangun, kata dia, bila dikawasan tersebut dibutuhkan untuk pertahanan negara atau mitigasi bencana.
“Kalau untuk mitigasi bencana seperti tsunami, sampai Koto Pulai juga tidak dapat lagi oleh tsunami. Jadi untuk mitigasi bencana juga tidak masuk alasannya,” jelas mantan Kadis PUPR Pessel itu.