BANDASAPULUAH.COM – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Pesisir Selatan resmi membuka pendaftaran calon Ketua Umum masa bakti 2025–2029.
Proses ini mendapat sambutan hangat dari berbagai tokoh olahraga daerah, salah satunya Dr. Rodi Chandra yang menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai kandidat dengan mengusung gagasan tata kelola KONI yang transparan, profesional, dan bebas dari kepentingan politik.
“KONI harus membuka ruang lebih luas bagi seluruh elemen olahraga. Tidak boleh eksklusif. Diperlukan transparansi, akuntabilitas, dan kesinambungan dalam pembinaan atlet,” ujar Dr. Rodi Chandra kepada wartawan, Jumat (1/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rodi menyambut baik pelaksanaan Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) yang dijadwalkan digelar pada 23 Agustus 2025. Menurutnya, Musorkab adalah momentum strategis yang tidak boleh hanya menjadi seremoni, tetapi harus menjadi forum penting dalam menentukan arah pembinaan olahraga yang berorientasi prestasi dan keberlanjutan.
Ia menegaskan bahwa KONI ke depan harus mampu melakukan lompatan besar dengan sistem pembinaan yang terukur, berbasis data, serta ditopang oleh kepemimpinan yang inklusif. Baginya, keberhasilan organisasi olahraga bukan hanya soal aktivitas rutin atau seremonial, tetapi bagaimana menciptakan lingkungan yang mendorong prestasi atlet secara menyeluruh, melibatkan pemerintah, swasta, hingga masyarakat olahraga itu sendiri.
“Saya tidak ingin KONI hanya menjalankan program rutin. Kita butuh lompatan besar, dengan sistem pembinaan yang terukur, berbasis data, dan didukung kepemimpinan inklusif yang bisa menggandeng pemerintah dan sektor swasta,” katanya.
Lebih jauh, Rodi menyoroti pentingnya menjaga independensi organisasi dari pengaruh eksternal, baik yang bersifat politis maupun kelompok tertentu. Menurutnya, KONI harus menjadi rumah bersama yang menjunjung tinggi semangat sportivitas dan profesionalisme, bukan menjadi alat kekuasaan atau kepentingan sesaat.
“KONI harus menjadi rumah bersama bagi olahraga, bukan alat kekuasaan. Tidak boleh ada intrik politik, tekanan kekuasaan, atau upaya penguasaan yang merusak semangat sportivitas dan profesionalisme. Kepemimpinan di KONI harus lahir dari proses yang sehat, transparan, dan murni demi kepentingan pembinaan atlet,” tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Umum KONI Pesisir Selatan yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP), Dona Satria Putra, menjelaskan bahwa proses pendaftaran dilakukan secara terbuka dan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI. Ia menegaskan komitmen panitia untuk menjalankan semua tahapan secara adil dan akuntabel.
“Kami memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai aturan. Momentum ini penting untuk memilih figur yang berintegritas, memiliki visi, dan pengalaman organisasi yang kuat,” ujarnya.
Menurut Dona, proses pemilihan Ketua KONI bukan sekadar soal jabatan, melainkan amanah besar dalam memajukan olahraga daerah. Oleh karena itu, figur yang maju diharapkan membawa ide, rekam jejak yang jelas, serta kesanggupan melaksanakan program jangka panjang yang berorientasi pada prestasi.
Adapun sejumlah persyaratan wajib bagi calon Ketua Umum KONI Pesisir Selatan antara lain: Warga Negara Indonesia, berdomisili di Pesisir Selatan, bersedia mematuhi AD/ART KONI, bebas dari proses hukum dan narkoba, sehat jasmani dan rohani, serta mendapat dukungan minimal 10 persen dari cabang olahraga yang sah. Calon juga harus bersedia hadir dan menyampaikan visi-misi dalam forum Musorkab.
Tahapan pendaftaran dimulai pada 4 hingga 7 Agustus 2025 untuk pengambilan berkas. Selanjutnya, pengembalian berkas dijadwalkan pada 8 hingga 9 Agustus. Hasil seleksi calon akan diumumkan pada 10 Agustus, dan Musorkab akan dilaksanakan pada 23 Agustus 2025.
Dr. Rodi Chandra menutup pernyataannya dengan harapan agar Musorkab menjadi ajang adu ide dan gagasan, bukan sekadar formalitas politik organisasi. Ia menegaskan bahwa langkahnya maju bukan untuk ambisi pribadi, melainkan sebagai bentuk komitmen dalam membangun sistem olahraga daerah yang berkelanjutan.
“Saya maju bukan karena ambisi pribadi, tetapi karena ingin membawa perubahan nyata. KONI harus menjadi motor pembinaan atlet yang berkelanjutan dan profesional, dengan orientasi prestasi tidak hanya di level provinsi, tetapi juga nasional,” pungkasnya.






