BANDASAPULUAH.COM – Rangkaian prosesi adat Minangkabau dalam pernikahan Tri Wulan Defridayanti, S.Hum., MBA dan Aryza Abdul Mulki, S.E berlangsung khidmat dan meriah di kediaman keluarga mempelai wanita di Jatirasa, Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi, Jumat (18/7/2025).
Acara ini mendapat apresiasi luas dari Himpunan Keluarga Batang Kapas (HKB) serta tokoh-tokoh perantau Minang yang hadir dan turut menyaksikan kelangsungan prosesi adat seperti Maanta Bako, Malam Bainai, dan Malam Bajago-jago.
Ketua Umum HKB, Bakri Maulana, menyatakan kebanggaannya atas suksesnya pelaksanaan adat Minangkabau secara lengkap di tanah rantau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sangat mengapresiasi keluarga besar H. Fifaldi yang telah menjaga dan menampilkan kekayaan adat Minang secara utuh. Ini bukti bahwa nilai-nilai budaya kita tetap hidup dan dihormati, meskipun berada jauh dari kampung halaman,” ujar Bakri.
Tri Wulan Defridayanti merupakan putri ketiga dari H. Fifaldi Rajo Gamunyang dan Ibu Syafrida A.U. Dalam kapasitasnya sebagai Pembina HKB, H. Fifaldi menyampaikan rasa syukur atas kelancaran prosesi dan kehadiran para dunsanak dari berbagai daerah.
“Kami sekeluarga sangat bersyukur atas kelancaran acara hari ini. Terima kasih atas dukungan dan doa dari seluruh keluarga besar Batang Kapas serta masyarakat Minang yang hadir. Ini adalah momen berharga yang mempererat silaturahmi dan kecintaan pada adat,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Harian HKB, Edi Muchdiardi, juga menilai prosesi ini sebagai bentuk edukasi langsung kepada generasi muda agar tetap mencintai adat dan budayanya.
“Pelaksanaan Maanta Bako, Bainai, dan Bajago-jago hari ini menunjukkan bahwa adat Minang tidak lekang oleh waktu. Ini patut menjadi contoh bagi anak-anak kita di perantauan,” katanya.

Apresiasi juga datang dari tokoh perantau Pesisir Selatan, Ahman Nurdin, yang turut hadir dalam acara tersebut.
“Saya mengucapkan selamat kepada ananda Tri Wulan dan Aryza atas prosesi adat pernikahan yang berjalan lancar dan penuh makna. Ini adalah bentuk kecintaan yang dalam terhadap budaya Minangkabau, dan saya bangga bisa menyaksikannya secara langsung,” ujarnya.
Ahman berharap, pernikahan keduanya menjadi awal rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, serta menjadi inspirasi bagi generasi Minang lainnya dalam menjaga identitas budaya di tanah rantau.
Rangkaian acara yang dimulai sejak siang hingga malam tersebut berlangsung hangat, diiringi doa, petuah dari ninik mamak, serta kebersamaan keluarga besar yang mencerminkan semangat adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.