Ia mendorong pendekatan preventif melalui pengawasan tempat hiburan malam, pengetatan regulasi, dan yang tak kalah penting: edukasi untuk kalangan muda.
“Edukasi adalah benteng pertama. Pemerintah harus hadir dengan regulasi yang jelas, aparat hadir dengan penegakan hukum, dan masyarakat hadir dengan kepedulian sosial,” ujarnya.
Donizar juga menekankan pentingnya sinergi antara pemda, lembaga advokasi, dan institusi pendidikan dalam memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyebut peran keluarga dan sekolah sangat strategis dalam memberikan pemahaman dini terkait bahaya perdagangan orang, terlebih dengan modus yang kini memanfaatkan media sosial.
Sebagai wakil rakyat, Donizar menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses hukum kasus ini agar berjalan secara adil dan memberikan efek jera terhadap pelaku.
“Kita ingin Sumatera Barat bersih dari praktik-praktik keji seperti ini. Perempuan dan anak-anak harus merasa aman di kampung halamannya sendiri,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus ini terungkap saat Satpol PP dan Damkar Kabupaten Pesisir Selatan melaksanakan razia penyakit masyarakat (pekat) di wilayah Kecamatan Ranah Pesisir pada Kamis (12/6/2025) malam.
Dalam razia tersebut, petugas menemukan empat wanita yang diduga terlibat dalam praktik prostitusi di Café Intan. Dua di antaranya adalah A dan DFG.
Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya






