Ia tercatat sebagai salah satu alumnus SMA Negeri 1 Painan lulusan 1991 dan SMPN Salido lulusan 1988. Semasa sekolah, ia dikenal sebagai siswa yang pintar dan berprestasi.
Setamat SMA, ia kuliah di jurusan Teknik Mesin di UGM. Ia lulus pada tahun 1996 dan menjadi orang pertama yang lulus di angkatannya.
Setelah menjadi sarjana, Deen muda tak lantas menjadi dosen. Ia memulai karir di Astra Internasional, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di perusahaan tersebut, Deen bekerja sebagai Mechanical Design Engineer. Kurang lebih lima tahun Deen bekerja di perusahaan yang bergerak di industri otomotif tersebut.
Keputusan bekerja di Astra Internasional yang di ambil Deen karena didorong oleh kondisi keluarga.
Dimana Ayah Deen meninggal dunia saat Deen baru semester 6 di UGM. Sehingga, ia harus membantu ibu untuk menyelesaikan pendidikan sarjana ketiga adiknya.
Pada tahun 2006, Deen menyelesaikan studi S-2 dan S-3 di Jepang dengan bantuan beasiswa penuh dari Pemerintah Jepang. Dan setahun setelah itu, ia bergabung menjadi tenaga pengajar di Teknik Mesin UGM.
Suami Indriani ini adalah salah satu dosen berprestasi di UGM. Dia sudah menyandang prestasi di sejumlah kompetisi serta kegiatan fellowship.
Salah satu di antaranya adalah juara dua nasional pengajar berbakat tahun 2015, Georg Forster Research Fellowship Award, lalu juara pertama pengajar berbakat UGM tahun 2014, dan Alexander von Humboldt Stiftung, Jerman pada 2008.
Pada 9 Desember 2021 lalu, Ketua Pusat Studi Energi UGM ini di kukuhkan sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Teknik Mesin.
Bidang keahlian Deendarlianto adalah konversi energi atau multiphase flow.
Pada 2022 lalu, ia menjadi satu dari tiga calon rektor terpilih UGM periode 2022-2027. Sementara dua nama lainnya adalah Prof Dr Ir Bambang Agus Kironoto, dan Prof dr Ova Emilia, M Med Ed., Sp.OG (K), Ph.D.
Sebagai tambahan informasi, Deendarlianto pernah masuk bursa calon Menteri ESDM era Jokowi-JK pada tahun 2014 lalu.
Halaman : 1 2