BANDASAPULUAH.COM – Ternyata harapan untuk bisa cepat mendapatkan penanganan secara medis karena diduga terkena penyakit kanker payudara, cuma hisapan jempol bagi Sefya Ramadani, siswa kelas 2 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Pasalnya kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang didanai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dikenal dengan BPJS Pasisia Rancak, tidak bisa digunakan karena dalam kondisi off atau tidak aktif lagi.
Akibatnya putri bungsu keluarga miskin dari tiga orang bersaudara pasangan Eti Dewita 47, dengan Samsuardi (alm) warga Kabun Pangataan, Nagari Lakitan Timur tersebut hingga saat ini masih merintih menahan sakit di kediamannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika ditemui Senin (7/10), Sefya terlihat masih terus menahan sakit. Sebab pembengkakan yang diduga kanker yang bersarang di payudara sebelah kiri nya tersebut terus berkembang karena belum juga mendapatkan penanganan secara medis.
“Rasa sakit ini mulai dirasakan anak saya sejak 1 bulan lalu. Awalnya saya anggap biasa saja. Karena sejak dua pekan ini sakitnya semakin jadi dan juga ada pembengkakkan, sehingga saya bawa berobat ke dokter Vela di Kampung Padang Marapalam,” katanya.
Dijelaskan Eti bahwa dokter tersebut menyarankan untuk di bawah ke rumah sakit di Painan karena diduga kanker. Tentunya harus melalui rujukan dulu dari Puskesmas pelayanan tingkat pertama.
“Karena rujukannya di Puskesmas Koto Baru, sehingga saya mendatangi Puskesmas tersebut dua minggu lalu untuk mendapatkan rujukan berobat ke RSUD dr M Zein Painan. Namun disayangkan kartu BPJS atas nama anak saya ini tidak lagi aktif. Sehingga tidak bisa dirujuk untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut ke RSUD dr M Zein Painan sesuai saran dokter,” jelasnya.
Sebagai masyarakat awam dia mengaku tidak mengerti bagaimana cara untuk mengaktifkan kembali. Sebab dari informasi yang dia dapatkan, kartu itu bisa kembali digunakan satu bulan setelah diaktifkan lagi.
“Namun bagaimana cara untuk mengaktifkannya saya tidak mengerti. Padahal pada bulan Juli 2024 lalu ketika kartu ini saya terima dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Nagari Lakitan Timur, masih aktif. Pengecekan itu saya lakukan di Puskesmas Kambang ketika itu,” ujarnya .
Karena sudah tidak aktif lagi, sehingga hingga saat ini anak nya hanya diberi obat penghilang rasa sakit saja oleh dokter praktek pribadi yang dia kunjungi.
“Saya berharap anak saya bisa segera mendapatkan penanganan medis lebih lanjut agar tidak lagi menahan sakit sebagaimana saat ini,” ungkapnya.
Tokoh masyarakat Nagari Lakitan Timur, Jufri Nata, Panungkek Datuak Rajo Idin, mengatakan kepada wartawan bahwa Eti Dewita merupakan salah satu keluarga miskin di Kampung Kabun Pangataan, Nagari Lakitan Timur tersebut.
“Sehingga sangat patut mendapatkan perhatian pemerintah, termasuk juga jaminan untuk mendapatkan pelayanan BPJS gratis. Makanya sangat disayangkan kartu BPJS Pasisia Rancak yang sudah didapatkan keluarga itu di off kan, atau sudah tidak diaktifkan oleh pihak BPJS,” ungkapnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya






