Pada pemilu sebelumnya, calon DPRD kabupaten dan provinsi memiliki hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat, sehingga memotivasi mereka untuk datang ke TPS.
Namun, kali ini, keterikatan emosional itu tampak berkurang.
“Kedekatan kepentingan pemilih terhadap calon yang dipilih memainkan peran penting,” jelasnya.
Selain itu, banyak pemilih yang terhalang oleh pekerjaan, kuliah, atau kegiatan sehari-hari lainnya.
Tidak hanya itu, kejenuhan terhadap proses pemilihan dan rendahnya kepercayaan terhadap situasi politik juga menjadi faktor signifikan.
“Kejenuhan dan kurangnya kepercayaan terhadap situasi politik saat ini menjadi penyebab utama rendahnya partisipasi,” lanjut Rodi.
Melihat situasi ini, Rodi Chandra menyerukan agar semua pihak, baik penyelenggara pemilu maupun masyarakat, berperan aktif dalam menyukseskan pemilihan kepala daerah yang akan datang pada November 2024.
“Ini harus menjadi perhatian serius bagi penyelenggara dan pengawas pemilu. Kita semua harus berperan aktif mengajak pemilih untuk lebih antusias dan terlibat dalam pesta demokrasi nanti,” tegasnya.
Dr. Rodi Chandra optimis bahwa dengan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, Pilkada Pesisir Selatan pada November 2024 dapat menjadi momentum penting untuk perubahan dan kemajuan daerah.
“Mari kita wujudkan Alek Pilkada Pesisir Selatan yang menjunjung kebersamaan dan santun dalam semangat membangun Kabupaten Pesisir Selatan,” tutupnya dengan penuh harap.
Halaman : 1 2