Fauziah Fauzan El-Muhammady Paparkan Arah Pendidikan Berbasis Akhlak dalam Forum Diaspora Minang Sedunia

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDASAPULUAH.COM — Dalam upaya menjawab tantangan pendidikan masa kini yang semakin kompleks, Minang Diaspora Network Global menggelar Forum Diskusi Pendidikan sebagai bagian dari Pertemuan Diaspora Minang dan Bundo Kanduang Minang Sedunia.

Forum ini berlangsung di Hotel Pangeran Beach Padang pada Selasa (5/12/2023) dan menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian kegiatan yang digelar dari tanggal 3 hingga 13 Desember 2023 di empat kota, yaitu Padang, Bukittinggi, Tanah Datar, dan Payakumbuh.

Mengusung tema “Tantangan Meningkatkan Mutu dan Relevansi Pendidikan Berbasis Akhlak Mulia di Sumatra Barat” forum ini menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan Minangkabau dari dalam dan luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satu pembicara dalam forum ini adalah Dr. Fauziah Fauzan El-Muhammady, pimpinan Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang.

Dalam pemaparannya, Dr. Fauziah menjelaskan bahwa pendidikan di Minangkabau harus kembali mengacu kepada filosofi Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.

Ia menegaskan bahwa pendidikan Islam sejatinya membentuk tiga unsur penting dalam diri manusia, yaitu ruh yang berisi nilai moral seperti jujur dan ikhlas, akal yang berhubungan dengan kebijaksanaan dan logika berpikir, serta fisik yang menunjukkan bagaimana seseorang bertindak dan bekerja.

Menurutnya, pendidikan yang menyatu dengan nilai ibadah akan melahirkan akhlak yang kuat. Akhlak bukan hanya tentang hubungan antar sesama, tetapi tentang bagaimana manusia terhubung dengan Tuhannya melalui ajaran Al-Qur’an dan sunah.

“Pendidikan yang landasannya ibadah, akan menghasilkan akhlak. Kita tidak bisa hanya bicara soal perilaku baik secara umum. Akhlak itu lahir dari keterhubungan manusia dengan Allah. Maka seorang anak harus dikoneksikan dengan Tuhannya,” tegasnya.

Dr. Fauziah juga mengkritisi sistem pendidikan saat ini yang hanya mengejar nilai akademik, tanpa menyentuh pembentukan karakter. Banyak sekolah dan pemangku kepentingan berharap peserta didik menjadi pribadi yang jujur, ikhlas, dan berbakti kepada orang tua, tetapi tidak ada program yang mengarah langsung pada pembentukan karakter tersebut. Sebaliknya, siswa justru disibukkan dengan les dan bimbingan belajar yang hanya mengejar angka-angka di atas kertas.

“Nilai 100 itu akhirnya hanya menjadi angka. Sekadar angka di kertas yang bisa saja nantinya dijadikan bungkus nasi. Tapi apakah itu mengubah karakter anak? Tidak. Inilah persoalannya,” ujarnya.

Menurut Dr. Fauziah, Sumatra Barat perlu merumuskan kembali arah pendidikan dengan memperjelas targetnya. Sekolah sebagai institusi utama harus menjadi tempat yang benar-benar membentuk manusia yang utuh, tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga berakhlak dan beradab.

Ia juga berbagi pengalamannya ketika mengikuti konferensi pendidikan dunia bernama Comparative International Education Society di Kanada.

Dalam forum tersebut, lebih dari seratus negara mempresentasikan ratusan hasil riset, dan ditemukan bahwa negara-negara dengan pendidikan terbaik tidak lagi memperdebatkan soal nilai ujian, peringkat, atau juara olimpiade. Fokus mereka telah bergeser pada pembentukan karakter.

Dr. Fauziah mencontohkan hasil penelitian di Swedia yang dilakukan selama lebih dari tiga dekade.

Dari penelitian itu ditemukan bahwa murid-murid yang tumbuh di lingkungan keluarga harmonis dan bebas kekerasan, serta memiliki kemampuan mengendalikan diri yang tinggi, lebih cenderung menjadi pemimpin muda dan sukses secara sosial.

“Pemerintah Swedia saat itu mewajibkan semua rumah tangga untuk bebas dari pertengkaran dan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik. Sekolah pun harus menjadi ruang yang aman dari bullying dan kekerasan fisik. Kita bisa belajar banyak dari sini,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa Perguruan Diniyah Putri telah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2015. Siswa diajak untuk membuat proyek kreatif seperti robotika, kosmetik, fashion, hingga penulisan buku. Hasilnya, lebih dari seratus buku telah ditulis oleh para siswa.

Dalam menghadapi tantangan era industri digital, menurut Dr. Fauziah, peserta didik perlu memiliki keterampilan dan bakat khusus yang mampu membedakan mereka dari mesin atau kecerdasan buatan. Salah satu hal yang perlu diajarkan adalah tentang paten dan bagaimana menciptakan karya orisinal yang bermanfaat.

Untuk mendukung pengembangan ini, ia mengajak para diaspora Minang agar ikut berkontribusi dalam penguatan kualitas pendidikan di tanah air, terutama dalam bidang ilmu dan teknologi.

“Kami di Diniyah sangat berharap agar diaspora mau memberikan wakaf ilmu kepada generasi muda. Para ahli yang berada di luar negeri bisa berbagi melalui ruang daring seperti Zoom agar peserta didik kami bisa belajar langsung dari mereka,” ujarnya.

Selain Dr. Fauziah Fauzan El-Muhammady, forum diskusi yang dipandu oleh Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D ini menghadirkan sejumlah narasumber penting dari dalam dan luar negeri.

Di antaranya Prof. Dr. Jurnalis Uddin (Ketua Yayasan YARSI), Prof. Firdaus Abdullah (mantan Senator Malaysia), Prof. Zulfan Tadjoedin (University of Western Sydney) .

Turut hadir pula Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd, Ph.D (Rektor Universitas Negeri Padang), Prof Yuliandri (Rektor Universitas Andalas) Prof Musliar Kasim (Rektor Universitas Baiturrahmah Padang sekaligus mantan Wakil Menteri Pendidikan RI periode 2011–2014) serta dua diplomat senior yakni H.E. Mayerfas (Duta Besar RI untuk Belanda) dan Al Busyra Basnur, SH., LL.M (Duta Besar RI untuk Ethiopia, Jibouti, dan Uni Afrika).

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Balai Gakkum dan Pemkab Solok Bertindak, Aktivitas Penebangan di Sariek Bayang Dihentikan
Musorkab KONI Pessel Resmi Ditunda, TPP Tunggu Arahan dari Provinsi
Atasi Minim Personil, Bawaslu Pessel Gandeng 2 Siswa MAN 2 Jadi Duta PPID
Marwah SIWO PWI Pessel Dipertaruhkan, Mario Rosy Dorong Revitalisasi Organisasi
Program CBP Juni–Juli 2025 Dimulai, 4.072 KPM di Sutera Terima Bantuan Beras
Rodi Chandra Daftar Calon Ketum KONI Pessel, Usung Visi Transparansi dan Pemerataan Pembinaan
M Adli Daftar sebagai Calon Ketum KONI Pessel, Usung Visi Pessel Juara dan Barometer Olahraga Sumbar
Dukung Keterbukaan Informasi, M Adli Bangun Sinergi dengan Awak Media

Berita Terkait

Jumat, 8 Agustus 2025 - 10:42 WIB

Balai Gakkum dan Pemkab Solok Bertindak, Aktivitas Penebangan di Sariek Bayang Dihentikan

Kamis, 7 Agustus 2025 - 22:32 WIB

Musorkab KONI Pessel Resmi Ditunda, TPP Tunggu Arahan dari Provinsi

Kamis, 7 Agustus 2025 - 14:36 WIB

Atasi Minim Personil, Bawaslu Pessel Gandeng 2 Siswa MAN 2 Jadi Duta PPID

Kamis, 7 Agustus 2025 - 14:25 WIB

Marwah SIWO PWI Pessel Dipertaruhkan, Mario Rosy Dorong Revitalisasi Organisasi

Rabu, 6 Agustus 2025 - 18:52 WIB

Program CBP Juni–Juli 2025 Dimulai, 4.072 KPM di Sutera Terima Bantuan Beras

Berita Terbaru